Senin, 28 Mei 2012

Pendidikan Akhlak/Moral Dalam Persepektif Qs. Al-Qashash : 77


PENDIDIKAN AKHLAK/MORAL
DALAM PERSEPEKTIF  QS. AL-QASHASH : 77



A.    TEKS AYAT

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

B.     TERJEMAH AYAT

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan

C.    MAKNA MUFRODAT

وَابْتَغِ : Dan carilah.
فِيما آتاكَ اللَّهُ : pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu.
الدَّارَ الْآخِرَةَ : (kebahagiaan) negeri akhirat.
وَلا تَنْسَ : dan janganlah kamu melupakan.
نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيا: bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.
وَأَحْسِنْ : dan berbuat baiklah (kepada orang lain).
وَلا تَبْغِ : dan janganlah kamu mencari (berbuat).
الْفَسادَ فِي الْأَرْضِ : kerusakan di (muka) bumi, yakni dengan melakukan hal-hal yang menyebabkan timbulnya kezaliman dan krusakan, yaitu dengan melakukan maksiat.
لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ : tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan

D.    MUNASABAH AYAT

Setelah Allah menghinakan orang-orang musyrik, Allah menyebutkan kisah Qarun untuk menjelaskan akibat orang-orang kafir dan kejam di dunia dan akhirat. Allah telah membinasakan Qarun dengan ditenggelamkan ke dalam bumi, dan di akhirat ia termasuk penghuni neraka seperti orang-orang musyrik. Ayat di atas adalah berisikan beberapa nasihat yang ditujukan kepada Qarun oleh kaumnya.

E.     FATSIR/PENJELASAN AYAT

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang ditujukan kepada Qarun oleh kaumnya. Barangsiapa mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak.

1. Orang yang dianugerahi oleh Allah SWT kekayaan yang berlimpah-limpah, perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk serta nikmat yang banyak, hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya di dunia dan di akhirat. Sabda Nabi saw
:

اغتنم خمسا قبل خمس شبابك قبل هرمك وصحتك قبل سقمك وغناك قبل فقرك وفراغك قبل شغلك وحياتك قبل موتك.
Manfaatkan yang lima sebelum datang (lawannya) yang lima; mudamu sebelum tuanmu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu senggangmu sebelum kesibukanmu dan hidupmu sebelum matimu. (H.R. Baihaki dari Ibnu Abbas)

2. Janganlah seseorang itu meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik berupa makanan, minuman dan pakaian serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah SWT, karena baik untuk Tuhan, untuk diri sendiri maupun keluarga, semuanya itu mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakan. Sabda Nabi Muhammad saw
:

اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا واعمل لآخرتك كأنك تموت غدا
Kerjakanlah (urusan) duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya. Don laksanakanlah amalan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok. (H.R. Ibnu Asakir)
 
3. Seseorang harus berbuat baik sebagaimana Allah SWT berbuat baik kepadanya, membantu orang-orang yang berkeperluan, pembangunan mesjid,  madrasah, pembinaan rumah yatim piatu di panti asuhan dengan harta yang dianugerahkan Allah kepadanya dan dengan kewibawaan yang ada padanya, memberikan senyuman yang ramah tamah di dalam perjumpaannya dan lain sebagainya.
 
4. Janganlah seseorang itu berbuat kerusakan di atas bumi, berbuat jahat kepada sesama makhluk Allah, karena Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Allah SWT tidak akan menghormati mereka, bahkan Allah tidak akan memberikan rida dan rahmat-Nya.

F.     PELAJARAN AYAT

1.      Menggunakan segala pemberian Allah dalam tunduk dan patuh kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya serta mendapatkan pahala di akhirat.
2.      Boleh mencari kesenangan dunia asalkan tidak bertentangan dengan syariat Allah.
3.      Perintah berbuat baik kepada orang lain.
4.      Larangan berbuat kerusakan di permukaan bumi.
5.      Empat hal  di atas merupakan bagian dari pendidikan akhlak.



(والله أعلم بالصواب)



Pendidikan Jasmani Dalam Persepektif Tafsir Surat Al-Anfal : 60

PENDIDIKAN JASMANI
DALAM PERSEPEKTIF TAFSIR SURAT AL-ANFAL : 60
(oleh H. Asnin Syafiuddin, Lc. MA)

A.    Teks Ayat

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِباطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَما تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ

B.     Terjemah Ayat

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

C.    Arti Kosakata

وَأَعِدُّوا  : Dan siapkanlah, persiapan adalah mempersiapkan untuk masa depan.
 لَهُمْ  : untuk menghadapi mereka, yakni untuk memerangi mereka.
مِنْ قُوَّةٍ : kekuatan apa saja. Sesuai hadits yang diriwayatkan Imam Muslim bahwa Rasulullah saw bersabda (3x) : “ ألا إن القوة: الرمي / ketahuilah kekuatan itu melempar (panah)”. Dewasa ini kekuatan adalah setiap yang bisa digunakan untuk memperkuat diri dalam peperangan.
وَمِنْ رِباطِ الْخَيْلِ  : dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang di jalan Allah. Yang dimaksud dengan kuda yang ditambat adalah menahan,  memelihara, dan mempersiapkannya untuk jihad di jalan Allah dengan asumsi bahwa pada zaman dahulu kuda merupakan alat perang yang penting. 
تُرْهِبُونَ بِهِ  : (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan.
عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ  : musuh Allah, musuhmu. Yaitu pada zaman dahulu adalah orang-orang kafir Mekah. Dan sekarang adalah  setiap orang yang memusuhi Islam dan yang melakukan persekongkolan terhadap Islam dan kaum muslimin.
وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ  : dan orang-orang selain mereka. Maksudnya orang-orang munafik atau yahudi.
يُوَفَّ إِلَيْكُمْ  : niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu.
وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ  : dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

D.    Munasabah Ayat
Setelah Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk mencerai beraikan orang-orang yang melanggar janji, dan mengembalikan perjanjian kepada orang-orang yang dikhawatirkan akan melanggar perjanjian; maka pada ayat ini Allah memerintahkan beliau untuk melakukan persiapan untuk menghadapi orang-orang kafir. Ini adalah suatu hal yang alami terjadi mengikuti pelanggaran pejanjian dan munculnya keadaan  perang.

E.     Tafsir/Penjelasan Ayat

Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman untuk mempersiapkan alat-alat perang yang sesuai dengan setiap masa, dan mempersiapkan tentara perang ke tingkat yang paling tinggi; karena tentara merupakan benteng dan pelindung umat. Persiapan itu dilakukan menurut kemapuan dan kesanggupan. Allah berfirman :
[وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِباطِ الْخَيْلِ/ Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang]. Yakni siapkanlah untuk memerangi musuh apa saja yang kamu sanggupi dari segala jenis kekuatan pisik dan mental spiritual yang sesuai dengan kondisi zaman dan tempat, dan dari kuda yang ditambat di perbatasan, sebab perbatasan merupakan pintu masuk serangan musuh terhadap Negara. Kuda pernah menjadi alat perang di daratan yang menggentarkan pada masa lalu. Kadang-kadang pada sebagian kondisi sekarang, kuda masih mempunyai peran penting. Seperti  melakukan tindakan mata-mata, mengangkut perbekalan ke wilayah puncak gunung. Walaupun peran penting dewasa ini adalah senjata pesawat, panser, dan kapal selam. Itulah yang nyata harus dipersiapkan sebagai ganti dari kuda, karena yang penting adalah mewujudkan tujuan. Adapun sarana dan alat harus disiapkan sesuai dengan tuntutan zaman. Maksudnya adalah menyiapkan tentara yang selalu siap mempertahankan Negara. Hal itu bisa terlaksana dengan dana yang disiapkan untuk tugas ini dan di back up dengan persenjataan yang didanai dari infak kaum muslimin sesuai dengan kemampuan. Allah menyebutkan kuda secara khusus walaupun ia masukdalam kategori kekuatan adalah untuk memuliakannya dan memandangnya sebagai suatu yang penting.

(تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ /(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya).Dalam potongan ayat ini, Allah menyebutkan sebab dan tujuan mempersiapkan kekuatan, yaitu menggentarkan musuh Allah dan musuh kaum muslimin dari kalangan orang-orang kafir  yang melakukan permusuhan seperti orang-orang musyrikin pada masa lalu, menggentarkan musuh yang tersembunyi yang loyal pada musuh-musuh tersebut, baik diketahui maupun tidak diketahui, namun Allah tetap mengetahuinya, karena Allah Maha Tahu tentang yang ghaib. Ini  mencakup orang-orang Yahudi dan munafik di masa lalu, dan orang-orang yang menampakkan permusuhannya setelah itu, seperti Persia, Romawi dan keturunannya di negara-negara dunia modern ini. Tanpa persiapan perang yang memadai pada setiap masa, keamanan tidak bisa dijamin. Menurut adat dan akal jaminan keamanan tidak akan bisa didapat kecuali dengan peralatan perang modern.  
 (وَما تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ/ Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).)
Oleh karena persiapan jihad tidak akan terpenuhi tanpa harta, maka dalam bagian akhir ayat ini Allah mendorong orang-orang beriman untuk berinfak di jalan Allah. Firman-Nya : (وَما تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ / Apa saja yang kamu nafkahkan...), yakni bahwa apa saja, sedikit atau banyak, yang kamu infakkan dalam jihad di jalan Allah, maka yang berinfak itu akan dibalas dengan cukup, dibalas dengan sebaik-baiknya, tidak dikurangi sedikit pun. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Daud yang artinya : “Sesungguhnya dirham akan dilipat gandakan pahalanya di jalan Allah sampai tujuh ratus lipat.” Sebagaimana juga disebutkan dalam al-Qur’an :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنابِلَ، فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ، وَاللَّهُ يُضاعِفُ لِمَنْ يَشاءُ، وَاللَّهُ واسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 261)

Firman-Nya : (فِي سَبِيلِ اللَّهِ) bersifat umum dalam jihad dan dalam semua jalan kebaikan. Ini menunjukkan bahwa persiapan perang tergantung pada menginfakkan banyak harta di jalan Allah. Hasil infak akan kembali pada orang yang berinfak di dunia, seperti harta, tanah, perdagangan, dan industrinya akan terjaga. Sedangkan di akhirat akan memperoleh surga yang kekal. Allah SWT berfirman :
وَما تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنْفُسِكُمْ، وَما تُنْفِقُونَ إِلَّا ابْتِغاءَ وَجْهِ اللَّهِ، وَما تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ، وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al-Baqarah : 272)

F.     Pelajaran Ayat

1.      Wajib mempersiapkan kekuatan di setiap zaman. Kalau pada masa lalu  cukup dengan panah, pedang, dan kuda yang ditambat, maka masa kini dengan peswat tempur, panser, rudal, dsb.
2.      Umat Islam tidak pernah lepas dari musuh selama mereka benar-benar umat Islam; karena kekuatan jahat dari  kalangan manusia dan jin adalah musuh mereka.
3.      Nafkah di jalan Allah adalah sebaik-baik nafkah, ia akan dibalas dengan berlipat-lipat ganda.
4.      Kaitannya dengan pendidikan jasmani sangat jelas sekali, yaitu bahwa mempersiapkan kekuatan itu tidak bisa lepasa dengan pendidikan jasmani dalam arti yang luas  dan benar.


(والله أعلم بالصواب)