Kamis, 04 Oktober 2012

Mengimani Rububiyyah Allah

MENGIMANI RUBUBIYYAH ALLAH. A. Pengertian Mengimani Rububiyyah Allah Rububiyyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah SWT, yaitu Rabb. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain : Al-Murabbi ( pemelihara ), An-Nashir (penolong), Al-Malik ( pemilik ), Al-Mushlih ( yang memperbaiki ), As-Sayyid ( tuan ) dan Al-Wali ( wali ). Dalam terminologi syariat Islam, istilah mengimani Rububiyyah Allah atau Tauhid Rububiyyah berarti : الِايْمَانُ بِأَنَّ اللهَ هُوَ الْخَالِقُ , المْاَلِكُ , المْتَصَرِّفُ فِيْ أُمُوْرِ هَذَا الْكَوْنِ , بِالْاِحْيَاءِ وَ الْاِمَاتَةِ وَغَيْرِهَا ِمنَ الْأُمُوْرِ الْقَدَرِيَّةِ وَ السُّنَنِ الْكَوْنِيَّةِ . “ Percaya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya pencipta, pemilik, pengendali alam raya seperti menghidupkan dan mematikan dan lainnya yang termasuk ketentuan Allah ( sunnatullah ) dalam alam “ Dalam pengertian ini istilah Tauhid tidak terlepas dari akar makna bahasanya. Sebab Allah adalah Pemelihara makhluk, para Rasul dan wali-wali-Nya dengan segala spesifikasi yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Rezki-Nya meliputi semua hamba-Nya. Dia-lah Penolong Rasul-Rasul dan wali-wali-Nya, Pemilik bagi semua makhluk-Nya, Yang senantiasa memperbaiki keadaan mereka dengan pilar-pilar kehidupan yang telah diberikan kepada mereka, Tuan yang sampai pada derajat tertinggi dari kekuasaan, serta Wali atau Pelindung yang tak terkalahkan yang mengendalikan urusan para wali dan Rasul-Nya. Seorang muslim harus meyakini bahwa hanya Allah-lah satu-satunya pencipta alam semesta, selain Allah semuanya ciptaan ( makhluk ) Allah. Firman Allah : ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ “ ( Yang memilik sifat-sifat yang ) demikian itu ialah Allah Rabb kamu, tidak ada ilah ( yang harus disembah ) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu “ ( QS. Al-An’am/6 : 102 ). Karena Allah satu-satunya pencipta alam semesta, maka Allah pulalah satu-satunya pemilik alam semesta ini. Firman Allah : لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ “ Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi “ ( QS. Al-Baqarah/2 : 284 ) Seorang muslim selain meyakini bahwa hanya Allah satu-satunya pencipta dan pemilik, ia juga harus meyakini bahwa hanya Allah yang mengendalikan alam ini, seperti menghidupkan dan mematikan, memberikan rizki, menyembuhkan penyakit, memberikan manfaat , madarat dan sebagainya. Barangsiapa yang meyakini bahwa makhluk secara sendirian atau bersama-sama mampu menghidupkan dan mematikan, memberikan rizki atau menghalanginya, menyembuhkan penyakit, memberikan manfaat dan madarat tanpa kehendak Allah, maka orang itu telah menyekutukan Allah walaupun pagi dan petang mengucapkan dua kalimat syahadat, dan walaupun dia salat, shaum, melakukan haji dan mengaku sebagai muslim.. Firman Allah : اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ ذَلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ “ Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu ( kembali ). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu ? Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan “. (QS. Ar-Rum/30 : 40). Firman-Nya lagi : إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ “Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat kokoh “ ( QS. Adz-Dzariyat/51 : 58 ) Firman-Nya lagi : وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ “ Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. ( QS.Yunus/10 : 107 ) Sabda Rasulullah saw. : "… وَاعْلَمْ أَنَّ الْاُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَي أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ ، لمَ ْيَنْفَعُوْكَ اِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ ، وَاِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَي أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لمَْ يَضُرُّوْكَ اِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ ، رُفِعَتِ الاَقْلاَمُ ، وَجَفَّتِ الصُّحُفُ". )رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح(. “ … Ketahuilah jika umat bersatu untuk memberikan manfaat padamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak dapat melakukan hal itu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu. Dan jika mereka bersatu untuk mencelakakan kamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak dapat mencelakakan kamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu. Telah diangkat kalam dan telah kering ( tinta ) lembaran-lembaran itu “ ( HR. At-Tirmidzi, dan ia telah berkata : “Ini hadits hasan sahih ). Termasuk dalam pengendalian alam, seorang muslim harus meyakini bahwa hanya Allah-lah yang berhak menentukan aturan hidup manusia, karena Allah tidak menghendaki manusia hidup dalam keadaan kacau balau tanpa aturan hidup. Sebagaimana hanya Allah-lah satu-satunya pencipta, Dia pulalah yang berhak menentukan aturan hidup ( syariat ) untuk manusia. Barangsiapa yang mempunyai keyakinan bahwa seorang manusia, suatu lembaga, suatu masyarakat atau seluruh manusia mempunyai hak untuk menentukan syariat, maka orang itu berarti telah menyekutukan Allah. Firman Allah : إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ “ Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “. ( QS. Yusuf : 40 ). Firman-Nya lagi : أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ “ Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang menyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? “. ( QS. Asy-Syura/40 : 21 ). B. Cakupan Mengimani Rububiyyah Allah Selanjutnya mengimani Rububiyyah Allah mencakup dimensi-dimensi keimanan beikut ini : Pertama : Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah yang bersifat umum. Misalnya ; menciptakan , memberi rezki, menghidupkan, mematikan, memberi manfaat dan madharat dll. Kedua : Beriman kepada takdir Allah. Ketiga : Beriman kepada keesaan zat Allah. C. Dalam Beriman Kepada Allah Cukupkah Hanya Dengan Mengimani Rububiyyah-Nya Saja? Kemudian yang juga harus diperhatikan dalam beriman kepada Allah adalah bahwa mengimani Rububiyyah Allah atau Tauhid Rububiyyah bukanlah keseluruhan ajaran Tauhid, ia hanya sebagian dari keseluruhan itu. Karena itu tidak cukup bagi seorang muslim untuk hanya mengimani Rububiyyah Allah. Karena pada hakekatnya semua umat –sepanjang sejarahnya – meyakini ajaran tauhid Rububiyyah, baik secara lahir dan batin maupun hanya secara batin, seperti pada kasus Fir’aun yang disinyalir Allah SWT dalam Al-Qur’an : وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا “ Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan ( mereka ) padahal hati mereka meyakini ( kebenaran ) nya “ ( QS : An-Naml/27 : 14 ). Allah SWT berfirman tentang orang-orang musyrik : وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ “ Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “ Siapakah yang menciptakan langit dan bumi ? “ Tentu mereka akan menjawab : “ Allah “. ( QS. Luqman/31 : 25 ). Baca juga surat Al-Mu’minun : 84-89, Az-Zukhruf : 9 dan 87, surat Al-‘Ankabut : 61-63 dan surat Yunus : 31. Bahkan Iblis pun mengakui Allah sebagai Rabb (Tuhan) mereka. Allah swt berfirman : قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ Berkata Iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan". (QS. Al-Hijr : 36) قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. (QS. Al-Hijr : 39) والله أعلم بالصواب))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar