Rabu, 23 Mei 2012

Iman Kepada Hari Akhir (1)

IMAN KEPADA HARI AKHIR (1)
(oleh : H. Asnin Syafiuddin, Lc. MA)


A.    Pengertian Iman Kepada Hari Akhir

Secara garis besar, pengertian iman kepada hari akhir adalah mengimani segala yang Allah informasikan dalam kitab-Nya dan segala yang Rasulullah saw.  jelaskan mengenai apa-apa yang terjadi setelah kematian berupa fitnah kubur, siksa kubur, nikmat kubur, kebangkitan ( al-ba’ts), penghimpunan (al-hasyr), lembaran-lembaran  catatan amal , perhitungan ( al-hisab), timbangan (al-mizan)  , telaga ( al -haudh), jembatan ( al-shirath), syafa’at, surga, neraka, dan apa yang Allah  sediakan untuk penghuni surga dan penghuni neraka.

B.     Dalil  Wajib Beriman Kepada Hari Akhir

1.      Dalil Umum
a.       Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 62 :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang mukmin , orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa sja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari akhir dan beramal shalih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. 

b.      Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 177
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ  
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi

c.       Sabda Rasulullah saw. sebagai jawaban atas pertanyaan Jibril as. tentang iman :
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَاِئكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الأَخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“ Yaitu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk “ ( HR. Bukhari dan Muslim )

2.      Dalil-dalil Khusus tentang sebagian perkara akhirat

a.       Firman Allah tentang ba’ts (kebangkitan)  :
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ

Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (QS. Al-Mukminun/23 : 16)

b.      Firman Allah tentang hisab (perhitungan) :
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ (7) فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا (8) وَيَنْقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًا (9) وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ (10) فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا (11) وَيَصْلَى سَعِيرًا (12)

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,  Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.  Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.  Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang.  Maka dia akan berteriak: "Celakalah aku".  Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. Al-Insyiqaq/84 : 7-12)

Ayat-ayat di atas menunjukkan balasan atas amal kebaikan, hisab (perhitungan) yang mudah, pemeberian shuhuf (catatan amal) bagi para ahli kebaikan dengan tangan kanan dan kesenangan sesudah itu, serta menunjukkan hisab yang sulit, pemberian shuhuf kepada orang-orang yang berbuat jelek dari belakang punggungnya dengan tangan kiri dan siksa neraka sesudah itu.

c.       Firman Allah tentang telaga kautsar yang artinya:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. (QS. Al-Kautsar : 1)
Kautsar adalah telaga yang diberikan kepada Rasulullah saw. sebagai tempat minum umatnya, kecuali orang yang menyaalahi sunnahnya.

Selain dalil yang umum dan khusus di atas, al-Qur’an juga memberikan sanggahan kepada orang yang mengingkari kemungkinan terjadinya ba’ts (kebangkitan sesudah mati). Dalam hal ini ada empat metode yang digunakan al-Qur’an.
Pertama : Berdalil dengan penciptaan langit dan bumi dan benda-benda yang agung yang menjadi saksi atas kesempurnaan dan kecanggihan ciptaan Allah yang absolut; suatu perkara yang mengharuskan ke-Mahakuasaan Allah atas perkara yang lebih kecil dari   itu. Allah menjelaskan hal ini dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 99  :

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ وَجَعَلَ لَهُمْ أَجَلًا لَا رَيْبَ فِيهِ فَأَبَى الظَّالِمُونَ إِلَّا كُفُورًا
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi  adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang  zhalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran.(QS. al-Isra’/17 : 99). Baca juga QS. al-Ahqaf/46 : 33, Ghafir/40 : 57 ).
Ayat di atas dan semacamnya menjelaskan bahwa menciptakan manusia serta membangkitkan sesudah mati adalah lebih ringan dari pada menciptakan makhluk-makhluk raksasa ini. Padahal semuanya itu kecil bagi Allah SWT.
Kedua : Berdalil akan adanya ba’ts dengan penciptaan manusia pertama kali. Oleh karena itu siapa yang dapat menciptakan manusia pertama kali, pasti mampu mengembalikannya untuk kedua kalinya. Kepastian seperti ini di antaranya disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Hajj ayat 5 :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan dari (kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kmai telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kkemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian dengan (berangsur-angsur)  sampailah kamu kepada kkedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya tidak diketahuinya. (Qs. al-Hajj/22 : 5). Baca juga QS. al-Rum/30 : 27, Yaasiin/36 : 77-79, Qaaf/50 : 15 ).
Ketiga : Allah menegakkan dalil adanya kebangkitan sesudah mati dengan menghidupkan bumi sesudah matinya, seperti yang terdapat dalam al-Qur’an surat al-A’raf ayat 57  :
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu Telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah kami membangkitkan orang-orang yang Telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (QS. Al-A’rof/7 : 57)
Keempat : Berdalil akan adanya  ba’ts dengan mengabarkan bahwa Allah telah menghidupkan sebagian orang yang sudah mati di dunia. Dalam hal ini antara lain Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 72-73  :
وَإِذْ قَتَلْتُمْ نَفْسًا فَادَّارَأْتُمْ فِيهَا وَاللَّهُ مُخْرِجٌ مَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (72) فَقُلْنَا اضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا كَذَلِكَ يُحْيِ اللَّهُ الْمَوْتَى وَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (73)
Dan ingatlah, ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh-menuduh tentang itu. Dan Alllah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman ‘Pukullah  mayat itu dengan sebagian anggota  sapi betina itu!’D4mikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti. (QS. Al-Baqarah/2 : 72-73)

C.    Perhatian Al-Qur’an Terhadap Hari Akhir Dan Hikmahnya

Al-Qur’an sarat dengan informasi mengenai hari akhirat. Al-Qur’an sangat peduli untuk menegaskannya di banyak tempat, dan memastikan terjadinya dengan berbagai cara. Ini terlihat dari fakta-fakta sebagai berikut :
1.      Al-Qur’an banyak mengaitkan iman kepada hari akhirat dengan keimana kepada Allah     
     SWT. Misalnya dalam firman Allah swt. :
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ  
bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi (QS Al-Baqarah/2 :177).
   إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
 Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari Kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS Al–Baqarah/2 : 62). Baca juga : QS. Al-Baqarah/2 : 232, at-Taubah/9 : 29,al-Ankabut/29 : 36.
2.      Al-Qur’an banyak sekali menyebut-nyebut hari akhir, sampai-sampai tidak satu lembar pun dari Al-Qur’an yang tidak berbicara tentang hari akhirat. Akan anda temukan Al-Qur’an berbicara tentang hari akhirat dengan sangat terperinci, melebihi  penjelasan tentang hal gaib lainnya.
3.      Hal lain yang dapat dijadikan bukti adalah banyaknya nama yang Allah berikan untuk hari akhirat. Masing-masing nama menunjukan kedahsyatan peristiwa-peristwa yang terjadi hari itu. Di antara nama-namanya yang disebutkan dalam Al Quran  adalah al-qiyamah , as-saa’h, al-akhirah, yaumuddin, yaumul-hisab, yaumul fath, yaumul-talaq, yaumul-jam’I, yaumut-taghabun, yaumul khulud, yaumul-khuruj, yaumul-hasrah, yaumut-tanad, al-aazifah, ath-thammah, ash-shakhkhah, al-haqqah, al-ghasyiyah, al-waqi’ah, dan lain-lain.

Hikmah dari perhatian yang sedemikian besar terhadap rukun yang satu ini adalah:
1.    Iman kepada hari akhir mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia, sebab     iman kepada hari akhir dengan segala yang ada atau terjadi di dalamnya -surga,  neraka, hisab, siksa, pahala, keberuntungan, kerugian- mempunyai dampak yang sangat kuat dalam mengarahkan manusia, dan membuatnya berdisiplin serta komitmen dengan amal saleh dan takwa kepada Allah.
      Alangkah jauh perbedaan antara orang yang percaya dan yang tidak percaya bahwa ia akan dibangkitkan (setelah mati) dan segala amal serta ucapannya akan dihitung. Orang yang percaya pada hari akhir akan meyakini bahwa amal dan ucapan manusia akan dihitung di hadapan hakim yang paling adil, lalu yang baik diberi pahala dan yang buruk diberi siksa. Karenanya ia berdisiplin dengan kebenaran, kebaikan dan kemaslahatan, sesuatu yang akan memiliki bobot dan penghargaan di sisi Allah swt. pada hari itu. Sedangkan orang yang tak meyakini hari akhir merasa bahwa tidak ada yang mengikatnya selain kepentingan pribadi. Ia akan bertindak liar dan tidak ada yang mendisiplinkannya selain hawa nafsu dan syahwat. Tujuan hidupnya adalah tujuan yang egois dan tujuan yang menghalalkan segala cara, meski berbahaya sekalipun. Firman Allah :
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (8) وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ (9)
Timbangan pada hari itu adalah kebenaran (keadilan) . maka barang siapa berat timbangan amal baiknya maka itulah orang yang beruntung . Dan barang siapa yang ringan timbangan amal baiknya maka itulah orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami. (QS. Al-A’raf/7: 8-9)

Al Qur’an seringkali mengaitkan antara iman kepada hari akhir dengan amal saleh, ini mengisyaratkan bahwa iman kepada hari akhir mempunyai pengaruh besar terhadap hidup manusia. Di antaranya firman Allah swt. :
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Yang akan memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. (QS.  At-Taubah/9 : 18 ).
Firman Allah :
لَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ (44) إِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ (45)

Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.( QS. at-Taubah/9 : 44-45 )
     
Manusia diciptakan dalam keadaan mempunyai kecenderungan untuk mencari kemaslahatan dan menjauhi bahaya dari dirinya. Kecenderungan jiwa ini dikuatkan oleh iman kepada hari akhir. Iman itulah yang memotivasi dia melakukan kebaikan dan mencegahnya dari keburukan. Karena itu, Al-Qur’an menyebut-nyebut iman kepada hari akhir berulang kali dengan beraneka ragam gaya, agar keimanan itu terhunjam kuat dan berpengaruh besar dalam hati mukmin.
2.        Manusia banyak lupa dan lalai akibat cinta dan kesenangan dunia. Iman kepada hari akhir dan keyakinan pada balasan berupa siksa dan kenikmatan, akan mengurangi sikap extrem  dalam mencintai dunia itu. Ia jadi tahu bahwa dunia tidaklah layak menyita semua tenaga, usaha, dan persaingan. Yang layak mendapatkan itu semua hanyalah kehidupan yang kekal di akhirat nanti.
Allah SWT. mengisyaratkan dalam ayat-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ
     
Hai orang–orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah untuk berperang di jalan Allah”,  kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan sebagai ganti kehidupan akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (di bandingkan dengan ) kehidupan di akhirat hanyalah sedikit. (QS. at-Taubah/9 : 38) 
3.      Terjadinya hari akhir hingga sekarang masih membuat orang-orang kafir kebingungan dan keheranan. Mereka hanya melihat dengan pandangan yang pendek. Bagi mereka, kebangkitan bertentangan dengan ‘kenyataan’ yang mereka lihat, bahwa kematian hanyalah perubahan menjadi serpihan-serpihan dan tulang belulang. Tentang orang seperti itu  Allah menjelaskan :
ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ (1) بَلْ عَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ فَقَالَ الْكَافِرُونَ هَذَا شَيْءٌ عَجِيبٌ (2) أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا ذَلِكَ رَجْعٌ بَعِيدٌ (3)

Qaaf. Demi Al-Qur’an yang sangat mulia. ( Mereka tidak menerimanya )  bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari ( kalangan ) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir : “  Ini adalah sesuatu yang amat ajaib . ( QS. Qaaf/50 : 1-3 )

Dalam banyak ayat, Allah menjelaskan bahwa pemahaman seperti itu adalah pandangan yang sempit dan pendek. Padahal dalam kehidupan inipun, telah banyak terjadi peristiwa yang mirip dengan kebangkitan itu. Akan tetapi hati mereka telah buta.

Bersambung........

1 komentar: