Materi Pendidikan
dalam Perspektif Tafsir Surat al-Ghasyiyah/88:17-21
(oleh : H. Asnin Syafiuddin, Lc. MA)
A.
Teks Ayat
أَفَلَا يَنْظُرُونَ
إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17) وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18) وَإِلَى
الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (19) وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (20) فَذَكِّرْ
إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ (21)
B.
Arti Kosakata
أَفَلا يَنْظُرُونَ : Maka
apakah mereka (penduduk Mekah dan semacamnya) tidak memperhatikan?
الْإِبِلِ : unta, bentuk jama’ dari (بعير) lafaz jamal
tidak ada mufrodnya seperti lafaz (نساء)
dan (قوم).
كَيْفَ خُلِقَتْ : bagaimana dia diciptakan, yaitu ciptaan yang menunjukkan kekuasaan
Allah yang sempurna, karena Allah menjadikannnya sebagai alat angkutan ke
negeri yang jauh dan lebih tahan haus samapi sepuluh hari lebih. Unta
disebutkan secara khusus karena unta termasuk binatang yang dikagumi bangsa
Arab. Ia disebutkan terlebih dahulu karena mereka lebih banyak berinteraksi
dengannya dari pada dengan yang lain.
وَإِلَى السَّماءِ كَيْفَ رُفِعَتْ : Dan
langit, bagaimana ia ditinggikan? Yakni ditinggikan tanpa tiang dan dapat
menahan bintang dan planet yang ada padanya.
وَإِلَى الْجِبالِ كَيْفَ نُصِبَتْ : Dan
gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Ia kokoh tidak goyang, dan sebagai tanda
bagi orang-orang yang berjalan.
سُطِحَتْ : ia
dihamparkan, sehingga mudah dijadikan sebagai hamparan dan mudah dijadikan
tempat tinggal.
فَذَكِّرْ إِنَّما أَنْتَ
مُذَكِّرٌ : Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan.
Yakni ingatkan dan ajarkan mereka nikmat-nikmat Allah, tanda-tanda
kekuasaan dan kesaan Allah, dan alihkan perhatian mereka kepada alam semesta. Kamu
tidak berdosa kalau mereka tidak memperhatikan dan tidak menerima pelajaran,
karena kewajiban kamu hanya menyampaikan.
C.
Terjemah Ayat
Maka
apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit,
bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi
bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan.
D.
Sebab Nuzul Ayat
Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim,
dan ‘Abd bin Humaid meriwayatkan dari Qatadah, ia berkata : Ketika Allah
menyebutkan sifat-sifat yang ada dalam surga, orang-orang yang sesat merasa
aneh. Maka Allah menurunkan ayat ini : (أَفَلا يَنْظُرُونَ إِلَى
الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ).
E.
Munasabah Ayat
Setelah Allah menjelaskan datangnya hari kiamat, pada hari kiamat itu Allah membagi manusia
pada 2 golongan : golongan yang celaka dan golongan yang bahagia, dan
disebutkan juga kondisi kedua golongan tersebut; maka di sini Allah
mengemukakan dalil keberadaan, kekuasaan
dan keesaannya dengan yang mereka saksikan tanda-tanda kekuasaannya
seperti unta yang mereka manfaatkan untuk mengangkut barang-barang dan mereka
manfaatkan pula daging, bulu serta air susunya; langit yang tinggi; gunung yang
kokoh yang memberikan petunjuk bagi para pendaki; dan bumi yang mereka jadikan sebagai
tempat tinggal. Dengan demikian mereka bisa mengambil dalil dari semua itu atas
kekuasaan Allah terhadap adanya hari kebangkitan dan benarnya akidah tauhid.
Kemudian Allah memerintahkan Nabi-Nya saw untuk mengingatkan umat
ini akan dalil-dalil serta tanda-tanda ini dan semacamnya, agar mereka
memperhatikannya, dan agar beliau sabar atas perlawanan mereka; karena beliau diutus untuk itu, bukan untuk
yang lain.
F.
Tafsir/Penjelasan Ayat
Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk memperhatikan
makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang menunjukaan kekuasaan, keagungan, keberadaan, dan keesaan-Nya, Dia berfirman :
(أَفَلا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ/ Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana
dia diciptakan). Yakni bagaimana mungkin orang-orang musyrik mengingkari dan
memandang mustahil adanya kebangkitan, padahal
mereka menyaksikan unta yang merupakan ternak yang akrab dengan mereka
dan makhluk yang paling besar di lingkungan mereka. Bagaimana Allah
menciptakannya seperti ini, tubuhnya besar, sangat kuat, sifat-sifatnya luar
biasa. Jadi unta adalah makhluk yang mengagumkan. Namun sekalipun demikian ia
mau membawa beban yang berat, tunduk pada anak kecil, dimakan dagingnya,bulunya
dimanfaatkan, air susunya diminum, tahan lapar dan haus. Allah memulai
peringatan dengan menyebutkan unta karena pada umumnya bintang ternak
orang-orang Arab adalah unta. Juga manfaat unta lebih banyak dari manfaat
binatang lain; dagingnya bisa dimakan, air susunya bisa diminum, bisa ditunggangi
dan membawa angkutan, dapat menempuh jarak yang jauh, tahan lapar dan haus, banyak
angkutan yang dibawanya. Jadi unta adalah harta kekayaan orang Arab terbesar.
(وَإِلَى السَّماءِ كَيْفَ رُفِعَتْ /
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan). Yakni apakah
mereka tidak menyaksikan langit bagi ia ditinggikan tanpa tiang? Hal ini
seperti firman Allah :
أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى
السَّماءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْناها وَزَيَّنَّاها وَما لَها مِنْ فُرُوجٍ
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas
mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak
mempunyai retak-retak sedikit pun? (QS. Qaaf : 6)
(وَإِلَى الْجِبالِ كَيْفَ نُصِبَتْ /
Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan). Yakni
gunung ditancapkan tegak dan tinggi di atas bumi. Ia kokoh agar bumi dengan
penghuninya tidak goncang. Memperhatikan gunung dapat membangkitkan rasa kagum.
Keberadaan dan rangkaian gunung dapat dimanfaatkan orang-orang yang berjalan di
daratan dan tanah yang kosong. Dan yang lebih mengagumkan lagi adalah banyak
sumber-sumber air keluar dari gunung. Di dalam gunung banyak manfaat dan barang
tambang yang banyak, batu-batu besar, dan batu pualam yang beraneka ragam yang
mengagumkan.
(وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ /
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan). Yakni bagaimana
bumi dihamparkan dan dibentangkan, agar penghuninya merasa tenteram dan dapat
mengambil manfaat kandungan dan hasil-hasilnya seperti barang tambang, tanaman,
dan pohon-pohonan yang beraneka ragam yang semuanya dapat menopang kehidupan.
Datarnya bumi itu dari sisi yang melihat
dan yang menempatinya, tidak berarti bumi tidak bulat, karena sebagaimana
disebutkan oleh ar-Rozy bahwa begitu besarnya bumi sehingga setiap bagiannya seperti
datar.
Makhluk-makhluk ini disebutkan, bukan yang lain karena semua ini
adalah sesuatu yang paling dekat pada manusia yang melihatnya. Ia melihat
untanya pagi dan petang, ia melihat langit yang menaunginya, ia melihat gunung
yang mengelilinginya, dan ia melihat bumi yang mengangkatnya.
Kemudian Allah memerintahkan Nabi-Nya saw untuk mengingatkan umat
ini akan dalil-dalil serta tanda-tanda ini dan semacamnya dalam
firman-Nya : (فَذَكِّرْ
إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ / Maka
berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi
peringatan). Yakni, hai Muhammad, berilah peringatan
dan pelajaran kepada manusia akan ajaran yang disampaikan kepadamu untuk
mereka, berilah mereka kabar takut, dan alihkan perhatian mereka kepada
pentingnya merenungkan dalil-dalil serta
tanda-tanda ini dan semacamnya yang menunjukkan kekuasaan Allah atas
segala sesuatu, termasuk di dalamnya adanya kebangkitan. Kamu tidak punya
kewajiban kecuali mengingatkan, karena kamu diutus untuk tujuan ini. Kamu tidak
punya kekuasaan atas mereka untuk membawa mereka beriman kepada Allah dan
kepada risalahmu. Juga kamu tidak punya kekuasaan untuk memaksa mereka sesuai
dengan yang kamu kehendaki. Jika mereka
beriman, maka berarti merka telah mendapat petunjuk. Tetapi jika mereka
berpaling, maka berarti mereka telah sesat dan ingkar sebagaimana firman Allah
SWT :
فَإِنَّما عَلَيْكَ الْبَلاغُ،
وَعَلَيْنَا الْحِسابُ
karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang
Kami-lah yang menghisab amalan mereka. (QS. Ar-Ra’d : 40)
G.
Pokok Kandungan Ayat dan Kaitannya dengan
Materi Pendidikan
1. Peringatan
Allah kepada manusia tentang ciptaan,
kekuasaan-Nya dan bahwa Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu setelah mereka mengingkari dan mendustakan hari
kebangkitan. Peringatan Allah tersebut berbentuk penciptaan unta, penciptaan
langit dan ditinggikannya dari bumi tanpa tiang, penciptaan gunung yang kokoh
yang menancap ke dalam bumi agar bumi itu tidak goyang, dan penciptaan bumi
dengan dibentangkan dan dihamparkan bagi penghuninya agar mereka hidup dengan
aman dan tenteram.
2. Perintah Allah kepada Nabi-Nya untuk
mengingatkan umatnya, memberikan pelajaran kepada mereka, dan memberikan kabar
takut kepada mereka. Juga Allah menenangkan Nabi-Nya bahwa ia hanya sekedar
menyampaikan peringatan dan pelajaran, bukan menguasai dan memaksa mereka agar mengimani risalahnya.
3. Seorang da’i atau pendidik hanya menyampaikan
kebenaran, sedangkan hidayah dan petunjuk ada di tangan Allah SWT.
4. Kaitannya dengan materi pendidikan sangat
jelas, yaitu di antara materi pendidikan adalah memperhatikan
dan merenungkan makhluk ciptaan Allah yang menunjukaan kekuasaan, keagungan,
keberadaan, dan keesaan-Nya.
والله أعلم بالصواب
sangat membantu, namun bisa lebih di lengkapi lg dengan adanya daftar pustaka
BalasHapus