IMAN KEPADA HARI AKHIR
(2)
(oleh H. Asnin
Syafiuddin, Lc. MA)
Pengantar
Pada bagian
pertama sudah dipaparkan tentang pengertian
iman kepada hari akhir, dalil wajib iman kepada hari akhir, dan
perhatian al-Qur’an terhadap hari akhir serta hikmahnya. Pada bagian kedua ini
akan dipaparkan tentang kandungan iman kepada Hari Akhir, mulai dari fitnah
kubur sampai tanda-tanda kiamat.
D.
Kandungan Iman Kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir
merupakan salah satu tonggak penting keimanan. Ia tidak akan terwujud sempurna
kecuali dengan dua hal : pertama, seorang hamba harus mengimaninya
secara garis besar. Inilah batas minimal untuk mewujudkan rukun iman yang satu
ini. Kedua, ia harus mengimani berita-berita gaib yang terjadi setelah
kematian yang disampaikan oleh Rasulullah. Berikut ini akan dijelaskan hal-hal
penting yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah
saw mengenai iman pada hari akhir.
1.
Fitnah (ujian) kubur
Yang dimaksud dengan
fitnah (ujian) kubur adalah pertanyaan yang diajukan kepada mayat ketika sudah
dikubur tentang Rabb (Tuhan), agama dan nabinya. Rasulullah saw menjelaskan
dalam hadits-hadits shahih bahwa manusia akan diuji di kuburnya . Seorang hamba
akan ditanya, ”Siapakah Rabbmu? Apa agamamu ? Dan siapa nabimu ? “. Orang mukmin akan mengatakan : “Tuhanku
Allah, Islam agamaku dan Muhammad saw adalah nabiku”. Sedangkan orang yang
ragu-ragu akan mengataaakan : “ Aku tidak
tahu, aku hanya mendengar orang mengatakan sesuatu lalu aku ikut mengatakannya
“. Maka ia akan dipukul dan siksa.
Di antara hadits yang berbicara tentang
masalah ini adalah :
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ :"
إِنَّ
الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ ، وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ ، وَإِنَّهُ
لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ ، أَتَاهُ مَلَكَانِ ، فَيُقْعِدَانِهِ ، فَيَقُولَانِ
: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ - لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
- ؟ فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَقُولُ : أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
، فَيُقَالُ لَهُ : انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ
بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ ، فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا ، ( قَالَ قَتَادَةُ : وَذُكِرَ
لَنَا أَنَّهُ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى حَدِيثِ أَنَسٍ قَالَ
) ، وَأَمَّا الْمُنَافِقُ وَالْكَافِرُ فَيُقَالُ لَهُ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا
الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ : لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ ، فَيُقَالُ
: لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ، وَيُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً فَيَصِيحُ
صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ . (رواه البخارى ومسلم )
Dari Anas bin Malik ra ia berkata :
Rasulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya seorang hamba jika diletakkan di dalam
kuburnya dan para pengantarnya pulang, dan dia mendengar suara terompah mereka,
datanglah kepadanya dua malaikat. Mereka menyuruhnya duduk seraya mengatakan :
Apa yang kau katakan tentang orang ini ?
(Maksudnya
Nabi Muhammad saw.). Orang
mukmin mengatakan : Aku bersaksi bahwa dia adalaah hamba Allah dan utusan-Nya.
Kemudian dikatakan kepadanya : Lihatlah tempat dudukmu di neraka telah Allah gantikan
dengan tempat duduk di surga. Dan orang itu melihat kedua tempat itu. (Qatadah
mengatakan : Diceritakan kepada kami
bahwa bagi orang (yang beriman) itu kuburnya diluaskan, kemudian ia kembali
kepada hadits Anas ). Adapun
orang munafik dan kafir, maka dikatakan kepadanya : Apa yang kau katakan
tentang orang ini ? Ia menjawab : Aku tidak tahu, aku hanya mengatakan apa yang
dikatakan orang-orang. Maka dikatakan kepadanya : Kamu tidak tahu dan kamu
tidak membaca. Lalu ia dipukul dengan palu besi dengan pukulan yang membuatnya
menjerit, yang jeritannya dapat didengar oleh apa-apa yang ada di sekitarnya
kecuali jin dan manusia “ (HR Bukhari dan Muslim).
2.
Siksa
dan nikmat kubur
Kita wajib mengimani
bahwa setelah fitnah kubur itu ada siksa dan nikmat kubur. Siksa kubur
diperuntukkan bagi orang-orang zalim, yakni orang-orang munafik dan orang-orang
kafir. Allah berfirman :
وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ
بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ
بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ
تَسْتَكْبِرُونَ
... alangkah
dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam
tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil
berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari Ini kamu dibalas dengan
siksa yang sangat menghinakan, Karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah
(Perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri
terhadap ayat-ayatNya. (QS.
Al-An’am/6 : 93 ).
Allah SWT berfirman
tentang keluarga Fir’aun :
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا
غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ
الْعَذَابِ
Kepada mereka
dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat.
(Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam
azab yang sangat keras". (
QS. Ghafir : 46 ).
Dalam ayat itu Allah
mengancam keluarga Fir’aun dengan dua macam siksaan. Siksaan pertama, siksaan
pertama diisyaratkan dengan kalimat “Ditampakkan neraka kepada mereka pada pagi dan petang “. Dan siksa kedua
ditunjukkan dengan kalimat “ Dan pada hari terjadinya kiamat, (Dikatakan kepada
malaikat) Masukkanlah Fir’aun dan
kaumnya ke dalam azab yang sangat keras “. Siksa kedua di-‘athaf-kan
(ditambahkan) pada siksa pertama. Maksud di-‘athaf-kan tentu saja karena yang
kedua (ma’thuf) berbeda dengan yang pertama
( ma’thuf ‘alaih). Jadi, jika siksa kedua terjadi setelah terjadinya
kiamat, maka siksa pertama itu pasti terjadi antara kematian dan kebangkitan.
Itulah siksa kubur.
3.
Kiamat danTanda-tandanya
Kita wajib mengimani segala yang terjadi di hari
terakhir dari kehidupan dunia dan permulaan yaumul-akhir (hari akhir)
sebagaimana Allah informasikan dalam al-Qur’an, terutama dalam surat al-Takwir dan
al-infithar. Semua ayat-ayat itu menjelaskan
bahwa hari akhir bermula dengan
terjadinya perubahan secara menyeluruh dalam alam semesta ini : langit
terbelah, bintang-bintang berhamburan, planet-planet bertabrakan, bumi luluh
lantah, dan kembali menjadi hamparan yang gersang, gunung-gunung menjadi
bagaikan tumpukan pasir yang
berhamburan, segala sesuatu menjadi rusak, dan segala yang diketahui manusia di
dunia ini menjadi hancur.
Itu semua terjadi
setelah tiupan pertama yang dilakukan oleh Israfil atas perintah Allah. Maka
matilah seluruh yang ada di langit dan bumi, kecuali yang dikehendaki
Allah. Firman Allah SWT. :
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ
مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ
فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah
siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi
maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu putusan masing-masing. (QS.
Al-Zumar/39 : 68)
Hari Kiamat pasti terjadi,
namun tentang waktunya tidak ada yang mengetahui kecuali Allah. Allah menyembunyikan hal tersebut dari
segenap manusia. Allah berfirman :
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا
عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا
قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Mereka menanyakan kepadamu tentang Kiamat.
'Bilakah terjadinya?' Katakanlah, 'Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu
adalah pada sisi Tuhanku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk)
yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan
dengan tiba-tiba'. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar
mengetahuinya. Katakanlah, 'Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu
adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Al-A'raf/7 : 187
Sekalipun waktu terjadinya hari kiamat tidak ada yang tahu, namun Allah
memberikan tanda-tanda terjadinya sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits dari Rasulullah SAW.
Dalam hadits shahih dari Rasulullah SAW disebutkan bahwasanya beliau menyebutkan
beberapa tanda-tanda kecil akan datangnya hari Kiamat yang sebagian besar
seputar kerusakan manusia, timbulnya fitnah antar mereka dan penyimpangan
mereka dari jalan Allah yang lurus.
Di antara tanda-tanda kecil
hari Kiamat yaitu sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Jibril ra, di mana
ia bertanya kepada Rasulullah tentang hari Kiamat, maka beliau menjawab:
"
مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ " ، قَالَ : فَأَخْبِرْنِي
عَنْ أَمَارَتِهَا ، قَالَ : " أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا ، وَأَنْ تَرَى
الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ
" .
"Tidaklah orang yang ditanya lebih
mengetahui daripada yang bertanya". Jibril berkata: "Kalau begitu,
beritahukanlah kepada tentang tanda-tandanya?" Beliau menjawab:
"Yaitu ketika budak wanita melahirkan tuannya, dan engkau lihat orang yang
tidak beralas kaki, berpakaian compang-camping, fakir, sebagai penggembala
kambing, berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan." (HR. Muslim).
Di antara tanda-tanda kecil
lain akan datagnya hari Kiamat adalah bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah
saw. Tentang hari kiamat, beliau
menjawab:
" فَإِذَا
ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ " ، قَالَ : كَيْفَ إِضَاعَتُهَا
؟ قَالَ : " إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
" .
“Apabila amanat
ditinggalkan maka tunggulah kedatangan Kiamat!” Orang
itu bertanya : Dan bagaimana ditinggalkannya amanat itu?' Beliau saw. Bersabda : “ Jika suatu perkara disandarkan kepada selain ahlinya maka
tunggulah kedatangan Kiamat'." (HR. Al-Bukhari).
Di antara
tanda-tanda kecil lain adalah yang disebutkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui
sanadnya dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلُ
المُسْلِمُوْنَ اليَهُوْدَ فَيَقْتُلَهُمُ المُسْلِمُوْنَ حَتَّى يَخْتَبِىءَ
اليَهُوْدِيُّ مِنْ وَرَاءِ الحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُوْلُ الحَجَرُ وَالشَّجَرُ
يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا يَهُوْدِيٌّ خَلْقِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ
إِلاَّ الغَرْقَدُ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ اليَهُوْدِ .
“Tidak akan terjadi Kiamat sebelum orang Islam
memerangi orang Yahudi. Maka orang Islam membunuh mereka sampai orang Yahudi
bersembunyi di belakang batu dan pohon, maka batu dan pohon itu berkata, ‘Ya
muslim, wahai hamba Allah, inilah orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan
bunuhlah,’ kecuali pohon gharqad, karena sesungguhnya ia adalah pohon Yahudi.”
(HR. Muslim).
Di antara tanda-tanda kecil lain adalah yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari melalui sanadnya dari Anas bahwa Nabi saw bersabda :
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ : أَنْ
يُرْفَعَ العِلْمُ وَيَثْبُتَ الجَهْلُ ، وَيُشْرَبَ الخَمْرُ ، وَيَظْهَرَ
الزِّنَا .
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda Kiamat
adalah diangkatnya ilmu, merajalelanya kebodohan, diminumnya khamr dan
merebaknya zina.”
Di antara tanda-tanda kecil lain adalah yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim melalui sanadnya dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda :
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ
فِئَتَانِ عَظِيْمَتَانِ ، يَكُوْنُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيْمَةٌ ،
دَعْوَتُهُمَا وَاحِدَةٌ . وَحَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُوْنَ كَذَّابُوْنَ ،
قَرِيْبٌ مِنْ ثَلاَثِيْنَ ، كُلُّهَمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ ،
وَحَتَّى يُقْبَضَ العِلْمُ وَتَكْثُرُ الزَّلاَزِلُ ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ ،
وَتَظْهَرَ الفِتَنِ ، وَيَكْثُرَ الهَرْجُ ، وَهُوَ القَتْلُ . وَحَتَّى يَكْثُرَ
فِيْكُمْ المَالِ ، فَيَفِيْضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ المَالِ مَنْ يَقْبَلْ
صَدَقَتَهُ ، وَحَتَّى يَعْرِضَهُ ، فَيَقُوْلُ الّذِي يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ : لاَ
أَرَبَ لِي بِهِ . وَحَتَّى يَتَطَاوَلَ النَّاسُ فِي البُنْيَانِ . وَحَتَّى
يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُوْلُ : يَا لَيْتَنِي مَكَانَه .
“Kiamat tidak terjadi sehingga ada dua kelompok
besar bertikai yang memakan korban besar, seruan keduanya satu, dan sehingga
muncul para Dajjal pembual besar mendekati 30, semuanya mengaku sebagai rasul
Allah dan sehingga ilmu diangkat, gempa terjadi dalam jumlah besar, zaman
menjadi dekat, fitnah besar muncul dan pembunuhan merajalela, sehingga harta
melimpah di kalangan kalian, ia melimpah sehingga pemilik harta mencari-cari
siapa yang menerima sedekahnya, dan sehingga dia menawarkannya maka orang yang
ditawari berkata, ‘Aku tidak memerlukannya,’ sehingga manusia berlomba-lomba
meninggikan bangunan dan sehingga seseorang melewati kubur orang lain dan dia berkata,
‘Seandainya aku yang menggantikannya’.”
Adapun tanda-tanda besar
kiamat yaitu tanda-tanda dekat dan besar yang kemudian diikuti datangnya
Kiamat. Dalam beberapa hadits
shahih disebutkan sepuluh dari tanda-tanda besar tersebut seperti dalam hadits di bawah ini : Hudzaifah bin Usaid
Al-Ghifari, di mana ia berkata:
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ: اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا
وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ ، فَقَالَ : " مَا تَذَاكَرُونَ " ، قَالُوا : نَذْكُرُ
السَّاعَةَ ، قَالَ : " إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ
آيَاتٍ " ، فَذَكَرَ الدُّخَانَ ، وَالدَّجَّالَ ، وَالدَّابَّةَ ، وَطُلُوعَ
الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا ، وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ، وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ ، وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ : خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ ، وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ ،
وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ ، وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ
النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ . (رواه مسلم )
Dari Hudzaifah
bin Usaid Al-Ghifari, ia berkata : Nabi SAW muncul kepada kami sedang kami
dalam keadaan berbincang-bincang. Beliau bertanya: "Apa yang sedang kalian
perbincangkan?" Mereka menjawab, "Kami sedang membicarakan hari
Kiamat". Beliau bersabda: "Sesungguhnya Kiamat itu tidak akan terjadi
sampai kalian melihat sepuluh tanda." Lalu beliau menyebutkan asap,
Dajjal, dabbah (binatang melata), terbitnya matahari dari Barat, turunnya Isa
bin Maryam, Ya'juj Ma'juj, tiga pembenaman : di timur, di barat, dan di jazirah Arab, dan yang terakhir adalah api
yang keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke Mahsyar (tempat berkumpul)
mereka." (HR. Muslim).
Di bawah ini kita akan
membicarakan sebagian dari tanda-tanda
besar tersebut.
a. Asap
Di antara tanda-tanda kiamat
kubro adalah munculnya asap sebelum hari kiamat yang memenuhi bumi, sehingga ia
seperti sebuah rumah yang di dalamnya dinyalakan kayu bakar, ia menyerang
orang-orang mukmin seperti influensa, dan masuk ke dalam jasad orang-orang
kafir dan munafik melalui lubang tubuh mereka, maka mereka menggelembung
sehingga ia keluar dari pendengaran mereka.
Munculnya tanda kiamat ini
dinyatakan oleh al-Qur’an dan sunnah Nabi saw dan sudah menjadi kesepakatan
umat.
Adapun dalil dari al-Qur’an
maka firman Allah swt, :
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ
بِدُخَانٍ مُبِينٍ (10) يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ (11) رَبَّنَا اكْشِفْ
عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ (12) أَنَّى لَهُمُ الذِّكْرَى وَقَدْ جَاءَهُمْ
رَسُولٌ مُبِينٌ (13) ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوا مُعَلَّمٌ مَجْنُونٌ (14)
إِنَّا كَاشِفُو الْعَذَابِ قَلِيلًا إِنَّكُمْ عَائِدُونَ (15) يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ
الْكُبْرَى إِنَّا مُنْتَقِمُونَ (16)
Maka tunggulah hari ketika
langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih.
(Mereka berdoa), ‘Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami adzab itu. Sesungguhnya
kami akan beriman’. Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal
telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian
mereka berpaling daripadanya dan berkata, ‘Dia adalah seorang yang menerima
ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila. Sesungguhnya (kalau) kami
akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu kamu akan kembali
(ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang
keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan.” (QS. ad-Dukhan/44: 10-16).
Adapun dalil as-sunnah adalah
hadis yang disebutkan di atas.
Mengenai ijma’ maka umat
Islam telah bersepakat bahwa dukhan adalah salah satu tanda Kiamat. Akan tetapi
mereka berselisih pendapat tentang bentuk kabut ini. Apakah tanda ini telah
terjadi dan berlalu atau ia belum terjadi?
Pendapat yang rajih adalah yang menyatakan bahwa dukhan ini adalah salah satu tanda kekuasaan Allah yang dikirim kepada hamba-hamba-Nya dan ia belum tiba. Ini adalah pendapat Ali bin Abu Thalib, Abu Said al-Khudri, Ibnu Abbas dan jumhur Salaf seperti Hasan al-Bashri dan lain-lainnya.
Pendapat yang rajih adalah yang menyatakan bahwa dukhan ini adalah salah satu tanda kekuasaan Allah yang dikirim kepada hamba-hamba-Nya dan ia belum tiba. Ini adalah pendapat Ali bin Abu Thalib, Abu Said al-Khudri, Ibnu Abbas dan jumhur Salaf seperti Hasan al-Bashri dan lain-lainnya.
Imam Nawawi dalam Syarah
Shahih Muslim berkata, “Sabdanya saw tentang tanda-tanda Kiamat, ‘Kiamat
tidak datang sehingga sebelumnya kalian melihat sepuluh tanda, di antaranya
dukhan dan Dajjal.” Hadits ini mendukung pendapat yang mengatakan bahwa
dukhan adalah dukhan yang menyerang nafas orang-orang kafir dan menyerang orang
mukmin dalam bentuk influensa dan bahwa ia belum tiba, ia akan terjadi
menjelang hari Kiamat. Dan telah dijelaskan dalam kitab Bad’ul Khalqi
ucapan orang yang mengatakan ini dan pengingkaran Ibnu Mas’ud kepadanya, di
mana Ibnu Mas’ud menyatakan bahwa itu adalah ibarat kekeringan yang menimpa
Quraisy sehingga mereka melihat di langit seperti ada kabut. Pendapat Ibnu
Mas’ud ini diikuti oleh beberapa kalangan. Sementara pendapat yang lain
dinyatakan oleh Hudzaefah, Ibnu Umar dan Hasan. Dan Hudzaefah meriwayatkan dari
Nabi saw bahwa dukhan ini berlangsung selama 40 hari. Dan bisa jadi itu adalah
dua Dukhan untuk menggabungkan antara atsar-atsar yang ada.” Wallahu a'lam.
b. Dajjal
Di antara tanda-tanda tersebut
adalah muculnya Dajjal. Dajjal adalah sumber kekufuran dan kesesatan, asal
segala fitnah dan ketakutan, para nabi telah memperingatkan dan meminta kaumnya
waspada dari padanya serta
menyebutkan ciri-ciri yang nyata darinya dan sifat-sifatnya yang jelas. Nabi saw. telah memperingatkan kita dari padanya serta memberikan ciri-ciri yang
tidak akan tersembunyi bagi
orang yang memiliki penglihatan.
Dari Anas ra., ia berkata,
Rasulullah saw. Bersabda :
مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الْأَعْوَرَ
الْكَذَّابَ ، أَلَا
إِنَّهُ أَعْوَرُ ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ ، وَمَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ
ك ف ر . (رواه البخاري و مسلم ، واللفظ لمسلم )
"Tidak
seorang nabi pun kecuali telah mengingatkan umatnya dari yang buta sebelah dan
pendusta (Dajjal). Ketahuilah sesungguhnya di adalah buta sebelah dan sungguh
Rabbmu tidak buta sebelah, sedang di antara kedua mata Dajjal itu tertulis
ka-fa-ra (kafir)." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dan dari Abu Hurairah ra. ia berkata,
Rasulullah saw. bersabda:
أَلَا أُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا عَنْ الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ
بِهِ نَبِيٌّ قَوْمَهُ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّهُ يَجِيءُ مَعَهُ بِمِثَالِ الْجَنَّةِ
وَالنَّارِ فَالَّتِي يَقُولُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ وَإِنِّي أُنْذِرُكُمْ
كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوحٌ قَوْمَهُ
. (رواه البخاري و مسلم )
"Ketahuilah, aku
akan menceritakan kepada kalian tentang Dajjal sebagaimna apa yang diceritakan
oleh nabi kepada kaumnya, sesungguhnya dia adalah buta sebelah, dan sungguh ia
datang dengan membawa seperti surga dan neraka, sedang apa yang dikatakannya
surga sesungguhnya adalah neraka, dan sungguh aku mengingatkan kalian
sebagaimana Nuh mengingatkan kaumnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dan tidaklah bisa selamat dari
fitnah Dajjal kecuali dengan ilmu dan amal. Adapun dengan ilmu yaitu harus
diketahui bahwa Dajjal itu memiliki fisik dan memerlukan makan serta minum,
kemudian karena kenistaan dan kelemahannya ia adalah buta sebelah, dan terukir
di antara kedua matanya (tulisan) bahwa sesungguhnya di adalah kafir. Adapun
dengan amal, maka hendaknya berlindung kepada Allah dari fitnahnya ketika
tasyahhud akhir setiap shalat, dan hendaknya dihafal sepuluh ayat dari surat
Al-Kahfi, sebagaimana sabda Nabi SAW:
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْف عُصِمَ
مِنْ الدَّجَّالِ . (رواه مسلم)
"Barangsiapa
hafal sepuluh ayat dari awal surat Al-Kahfi, niscaya ia diperlihara dari
(fitnah) Dajjal." (HR. Muslim).
c. Dabbah (Binatang
melata)
Di antara tanda Kiamat kubro –setelah
pintu taubat ditutup dengan terbitnya matahari dari barat– adalah keluarnya
binatang bumi yang lain dari biasanya, di mana ia bisa berbicara kepada manusia
dan memilah-milah mana mukmin dan mana kafir untuk melengkapi maksud ditutupnya
pintu taubat.
Munculnya tanda ini sama dengan
tanda-tanda yang lain berdasar kepada al-Qur’an dan sunnah.
Firman Allah :
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ
الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ
Dan apabila
perkataan Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari
bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu
tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. ( QS.
An-Naml/27 : 82)
Muslim, Abu Dawud dan at-Tirmidzi
meriwayatkan dari Abu Zur’ah berkata, Ada tiga orang kaum muslimin yang duduk
di sisi Marwan bin al-Hakam, mereka mendengarnya –sementara dia menyinggung
tanda-tanda Kiamat– menyatakan bahwa Dajjal adalah tanda pertama yang muncul.
Maka Abdullah bin Amru berkata, “Marwan tidak mengucapkan apa-apa, saya telah
menghafal suatu hadits dari Rasulullah saw yang tidak aku lupakan sesudah aku
mendengarnya dari beliau, beliau bersabda, ‘Tanda yang pertama kali muncul
adalah terbitnya matahari dari barat dan munculnya binatang bumi kepada manusia
di waktu Dhuha. Apa pun dari keduanya mendahului yang lain maka yang lain
menyusul tidak lama kemudian’.”
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ سِتًّا الدَّجَّالَ، وَالدُّخَانَ، وَدَابَّةَ الأَرْضِ،
وَطُلُوْعَ الشَمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَأَمْرَ العَامَّة، وَخُوَيِّصَةَ
أَحَدِكُمْ.
Dari Abu
Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, “Bersegeralah berbuat baik sebelum
datangnya enam perkara: Dajjal, dukhan, binatang bumi, terbitnya matahari dari
barat, Kiamat dan kematian salah seorang dari kalian.” (HR. Muslim)
Di antara sifat
binatang yang dijadikan oleh Allah sebagai salah satu tanda Kiamat adalah
bentuk dan perbuatannya yang lain dari biasanya, ia bisa berbicara dan
berdialog dengan manusia dan dia memberi cap iman atau kufur kepada mereka.
Sebagaimana
keterangan yang ada di dalam hadits Abu Umamah bahwa Rasulullah bersabda, “Binatang
bumi itu keluar maka ia memberi cap kepada manusia di wajah mereka. Kemudian
jumlah mereka meningkat sehingga seseorang membeli onta dia ditanya, ‘Dari
siapa kamu membeli onta itu?’ Dia menjawab, ‘Dari salah seorang yang dicap
wajahnya…’.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah
ash-Shahihah nomor 322).
Keterangann
lebih dari ini tentang sifat-sifat dan ciri-ciri binatang ini maka ia hanyalah
perkakataan orang-orang tertentu yang perlu dibuktikan dengan hadits yang
shahih dari Rasulullah saw, jika tidak maka cukuplah hadits shahih sebagai
pemberi keterangan, selebihnya wallahu a'lam.
Binatang
apakah ini? Banyak sekali pendapat tentangnya di mana satu sama lainnya saling
berselisih. Para pengikut hawa nafsu berusaha membelokkan nash ke arah yang
sesuai dengan akidah dan hawa nafsu mereka, maka ada yang mengatakan bahwa
binatang ini adalah Ali bin Abu Thalib, bahwa dia akan kembali ke dunia dengan
sifatnya. Ada yang mengatakan ia adalah ular yang berada di sumur Makkah. Ada
yang mengatakan ia adalah Jassasah yang ada di laut Qalzam. Ada yang mengatakan
bahwa ia adalah anak onta Nabi Shalih, ketika induknya dibunuh ia kabur
kemudian ada batu yang terbuka lalu dia masuk ke dalamnya, kemudian ia kembali
tertutup maka anak onta ini berada di situ sampai akhirnya ia keluar dalam
bentuk binatang ini. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah bibit penyakit. Dan
masih banyak lagi pendapat-pendapat lain tetapi semua itu tidak berdasar kepada
sandaran yang shahih bahkan tidak pula dhaif.
Syaikh Ahmad
Muhammad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad berkata, “Ayat Al-Qur’an secara
jelas mengatakan dengan bahasa Arab bahwa ia adalah “دابة
”, dan artinya jelas dan
dikenal dalam bahasa Arab, tidak diperlukan ta’wil. Hadits telah
menjelaskan perbuatannya. Dan banyak sekali hadits-hadits baik yang shahih atau
lainnya yang menyatakan datangnya tanda Kiamat ini (binatang bumi) dan bahwa ia
keluar di akhir zaman. Dan terdapat atsar-atsar yang menjelaskan
sifatnya tetapi ia tidak dinisbatkan kepada Rasulullah saw sebagai penyampai
dari Tuhannya dan penjelas bagi ayat-ayat kitabNya, maka tidak apa-apa apabila
kita meninggalkannya. Silakan melihat –sebagai contoh– Tafsir Ibnu Katsir
(6/305-310).
Akan tetapi
sebagian orang di zaman ini yang menisbatkan diri mereka kepada Islam, di mana
ucapan yang mungkar dan akal yang rusak menguasai mereka, mereka tidak ingin
beriman kepada perkara ghaib, mereka hanya mau beriman kepada sesuatu yang riil
yang telah digariskan oleh guru dan teladan mereka dari kalangan Eropa
penyembah berhala, para pengikut madzhab permisif, yang membuang segala agama
dan akhlak, mereka ini tidak bisa beriman kepada apa yang kita imani, mereka
juga tidak bisa mengingkari secara jelas maka mereka kehilangan kontrol,
kebingungan dan berpura-pura. Selanjutnya mereka menta’wilkannya, membelokkan
ucapan dari makna asli yang sebenarnya berdasarkan bahasa Arab, mereka
merubahnya sebagai rumus (teka-teki), hal itu karena pengingkaran yang bercokol
di dalam jiwa mereka.
Lebih dari
itu sebagian dari mereka menukil ta’wil dari seorang dari India yang dikenal
dari kelompok yang menisbatkan dirinya kepada Islam, padahal ia adalah musuh
utama Islam dan kaki-tangan para penjajah, musuh-musuh Islam. Lihatlah
orang-orang seperti ini, dari sumber manakah mereka berkoar-koar? Dan berpijak
kepada apa mereka bertindak? Neraka mana lagi yang mereka masuki? Semua itu
karena mereka tidak meyakini ayat-ayat Allah.”
d. Terbitnya matahari
dari Arah Barat
Terbitnya matahari dari timur
dan terbenam di barat merupakan sunnatullah terhadap alam semesta, akan tetapi
hikmah Allah yang bijak telah berkehendak untuk menjadikan terbitnya matahari
dari barat sebagai salah satu tanda yang jelas akan datangnya Kiamat.
Terbitnya matahari dari barat
–sama dengan tanda-tanda Kiamat yang lain– adalah perkara yang telah ditetapkan
oleh al-Kitab, sunnah dan ijma’. Firman Allah, :
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ
الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ
يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ
مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ
Yang mereka
nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk
mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa
ayat Tuhanmu. pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi
iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia
(belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu
Sesungguhnya kamipun menunggu (pula)". (QS. Al-An’am/6 : 158)
Jumhur ahli tafsir telah
menyepakati bahwa sebagian tanda-tanda di dalam ayat itu adalah terbit matahari
dari arah barat.
Adapun dalil sunnah di
antaranya sebagaimana telah disebutkan di atas.
Umat Islam secara keseluruhan
telah ber-ijma’ bahwa terbitnya matahari dari barat adalah salah satu tanda
Kiamat kubro berdasarkan hadits-hadits yang shahih dan jelas begitu pula
al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi saw.
Kesimpulan yang diambil dari
ayat yang mulia dan hadits-hadits yang disebutkan di atas, dan hadits-hadits
lain yang senada bahwa apabila matahari telah terbit dari barat maka iman yang
terjadi pada hari itu tidaklah berguna bagi orang yang sebelumnya musyrik atau
kafir, tidak pula taubat yang dilakukan pada waktu itu bagi orang yang beriman
tetapi sebelumnya dia melakukan kemaksiyatan, kebaikan yang dilakukan sesudah
itupun tidaklah berguna. Imannya yang terdahulu menjaganya dari kekekalan di
dalam Neraka, jika dia masuk ke dalamnya maka karena dosa-dosanya. Adapun
pemilik iman terdahulu, tetapi tidak murni, maka imannya berguna untuk dirinya
begitu pula amal-amal yang menyertainya yang dikerjakannya. Yang ditolak adalah
taubatnya saat itu dari imannya yang bercampur dengan kemaksiyatan, begitu pula
orang yang sebelumnya tidak beriman dan beramal shalih, maka iman dan amal
shalih yang tiba-tiba dilakukan pada saat itu tidaklah diterima.
Adapun orang mukmin yang
telah bertaubat dari kemaksiyatan dan telah mengerjakan kebaikan semampunya,
maka imannya ini berguna baginya demi keselamatannya dan amal shalihnya berguna
baginya demi derajatnya dan kebaikan yang dia kerjakan setelah itu, di mana
sebelumnya dia telah melaksanakannya, ia juga berguna baginya.
Kaidah syar’i dalam masalah
ini : Setiap kebaikan
yang tiba-tiba dilaksanakan di mana pendorongnya adalah dilihatnya matahari
terbit dari arah barat dan juga pelakunya tidak pernah melaksanakannya
sebelumnya, maka ia tidak berguna, baik kebajikan itu termasuk ushul (pokok)
ataupun furu (cabang). Sebaliknya semua kebaikan di mana pelakunya telah
melaksanakannya sebelum dia melihat tanda ini maka ia berguna.
Allamah Al-Qurtubi dalam at-Tadzkirah
menjelaskan alasan ditolaknya iman pada hari itu, dia berkata, “Para ulama
berkata, ‘Iman tidak berguna bagi pemiliknya pada waktu matahari terbit dari
barat karena ketakutan hebat yang menyelimuti hatinya. Di mana ketakutan ini
memadamkan semua syahwat jiwa dan meluruhkan seluruh kekuatan tubuh. Maka
seluruh manusia –karena mereka telah yakin Kiamat di ambang pintu– menjadi
seperti orang di mana kematian telah berada di pelupuk mata. Dalam kondisi
demikian dorongan-dorongan kepada kemaksiyatan telah hilang dan luruh dari
mereka. Maka barangsiapa bertaubat dalam kondisi ini maka taubatnya tidak
diterima sebagaimana taubat orang yang maut telah berada di pelupuk matanya’.”
Hafizh Ibnu Katsir dalam
An-Nihayah berkata, “Hadits-hadits yang mutawatir ini bersama ayat yang mulia
merupakan dalil bahwa siapa yang baru beriman dan bertaubat pada saat matahari
terbit dari barat maka ia tidak diterima darinya. Hal itu demikian –wallahu
a’lam– karena ia adalah tanda Kiamat terbesar yang menunjukkan kedekatannya, maka
hari itu diperlakukan seperti hari Kiamat.
e. Turunnya Isa bin
Maryam
Termasuk tanda Kiamat kubro
adalah turunnya Nabiyullah Isa putra Maryam dari langit. Turunnya Isa bin
Maryam dari langit telah tertulis di dalam al-Qur’an al-Karim dan sunnah yang
suci. Umat Muhammad saw telah menyepakatinya.
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ
وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
Tidak ada
seorangpun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum
kematiannya. dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap
mereka. (QS. An-Nisa’/4
: 159)
Yakni mereka pasti beriman
kepada Isa sebelum wafatnya setelah dia turun dari langit di akhir zaman
sehingga agama menjadi satu yaitu agama Ibrahim yang lurus. Hal ini
diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang tafsir ayat di atas dengan sanad yang
shahih sebagaimana hal itu disebutkan oleh Ibnu Katsir dan imam-imam tafsir
yang lain.
Di dalam Shahih Muslim dari
hadits Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda, :
وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَكَمًا مُقْسِطًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ
الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيضُ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ
أَحَدٌ
“Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh telah dekat
saatnya di mana Ibnu Maryam turun di antara kalian sebagai hakim yang adil, dia
menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah, dan harta benda melimpah
sehingga tidak seorang pun yang menerimanya.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain, “Sehingga
satu kali sujud lebih baik daripada dunia dengan segala isinya.” Kemudian
Abu Hurairah berkata, “Bacalah jika kalian mau, ‘Tidak ada seorang pun dari
ahli kitab kecuali akan beriman kepada Isa sebelum kematiannya’.”
Adapun ijma’ maka umat
Muhammad saw telah bersepakat atas turunnya Isa, tidak ada yang menyelisihi
dalam hal ini. Ijma’ telah tercapai bahwa Isa turun dan berhukum kepada Islam
bukan kepada syariat tersendiri walaupun dia tetap menjadi nabi. Di depan telah
disinggung bahwa dia turun dan shalat sebagai makmum di belakang al-Mahdi
sebagai bentuk penghormatan kepada umat ini. Kemudian Isa menerima kepemimpinan
dari tangan al-Mahdi dan al-Mahdi menjadi pengikutnya dan membantunya membunuh
al-Masih ad-Dajjal.
Mengapa Isa disebut dengan
al-Masih ? Ada yang berkata, Nabiyullah Isa dinamakan al-Masih karena
usapan Zakariya kepadanya. Ada yang mengatakan karena dia mengusap bumi yakni
memotongnya. Ada yang mengatakan karena dia mengusap orang sakit lalu dia
sembuh. Ada yang mengatakan dari ‘Samahah’ (kedermawanan). Ada pula yang
mengatakan lain dari semua itu… yang jelas terdapat perbedaan yang besar antara
Isa Masih al-Huda dengan Masih ad-Dajjal.
Nama al-Masih untuk Isa
tertulis di dalam al-Qur’an al-Karim dan sunnah nabawiyah yang suci. Dari
Al-Qur’an firman Allah swt, “Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang
berkata, ‘Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putera Maryam’.” (QS. al-Maidah/5
: 17).
Di dalam Shahih Muslim
dari hadits Nawas bin Sam’an, Nabi saw bersabda, “…ketika Dajjal dalam kondisi
demikian, Allah mengutus al-Masih bin Maryam.”
Dan banyak hadits-hadits
lain.
Adapun sifat-sifatnya maka
Nabi kita saw telah menyatakan bahwa Isa adalah laki-laki berperawakan sedang
tidak tinggi tidak pendek, berwajah bulat, berkulit kemerah-merahan, berdada
lapang, orang yang paling mirip dengannya adalah Urwah bin Mas’ud ast-Tsaqafi.
Dari Abu Hurairah bahwasanya
Rasulullah saw bersabda, “Antara diriku dengan Isa tidak ada nabi, dan
sesungguhnya dia pasti turun. Jika kalian melihatnya maka kenalilah dia.
Sesungguhnya dia berperawakan sedang, putih kemerah-merahan, dia turun di
antara dua potong baju berwarna kekuning-kuningan, kepalanya seolah-olah
menetes walaupun tidak basah, dia memerangi manusia di atas Islam, lalu dia
mematahkan salib, membunuh babi dan menghapus jizyah. Pada masanya Allah
menghancurkan semua agama kecuali Islam, dia membunuh al-Masih ad-Dajjal
kemudian tinggal di bumi selama 40 tahun kemudian wafat dan kaum muslimin
menshalatkannya.” (HR. Abu Dawud, al-Hakim dan Ibnu Khuzaemah)
Dari Abu Hurairah, Nabi saw
bersabda, “Pada malam Isra’…. Dan saya bertemu dengan Isa. Lalu Nabi saw
menjelaskan ciri-cirinya, ‘Orangnya sedang, kulitnya kemerah-merahan, seolah-olah
dia habis mandi, saya melihatnya…’.” (HR. al-Bukhari, Muslim dan
at-Tirmidzi)
Dari Jabir bin Abdullah bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Saya bertemu dengan para nabi, ternyata Musa….
Saya aku melihat Isa bin Maryam, ternyata orang yang paling mirip dengannya
adalah Urwah bin Mas’ud….” (HR. Muslim dan at-Tirmidzi)
Dari Abdullah bin Abbas
Rasulullah saw menceritakan malam Isra’nya, beliau bersabda, “Saya melihat
Isa berperawakan sedang kemerah-merahan berambut lurus….” (HR. al-Bukhari
dan Muslim)
Adapun tempat dan waktu
turunnya maka ia di menara putih sebelah timur Damaskus dengan meletakkan kedua
telapak tangannya di atas sayap-sayap dua malaikat, ini terjadi pada waktu
fajar di mana kaum muslimin telah mengambil shaf untuk shalat, imam mereka telah
maju –seorang laki-laki shalih, sepertinya al-Mahdi– untuk menjadi imam, ketika
dia mengetahui Isa turun, dia mundur, dia meminta Isa untuk menjadi imam,
tetapi Isa menolak. Akhirnya al-Mahdi shalat sebagai imam dan Isa shalat
sebagai makmum sebagai penghormatan kepada umat ini.
Dari Nawas bin Sam’an –hadits
tentang Dajjal– Rasulullah bersabda, “…lalu Isa turun di menara putih
sebelah timur Damaskus dengan memakai dua potong baju yang dicelup za’faran dan
wars, dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas sayap-sayap dua malaikat,
jika dia menundukkan kepalanya maka menetes dan jika dia mengangkatnya maka
turunlah air seperti mutiara. Maka tidak ada seorang kafir pun yang mencium
aroma nafasnya kecuali dia pasti mati dan nafasnya tercium dari jarak sejauh
pandangannya….”
Dari Jabir bin Abdullah bahwa
dia telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Akan selalu ada dari umatku
sekelompok orang yang berperang di atas kebenaran dengan kemenangan sampai hari
Kiamat. Lalu Isa bin Maryam turun, pemimpin mereka berkata, ‘Kemarilah,
shalatlah untuk kami sebagai imam.’ Isa menjawab, ‘Tidak, sesungguhnya sebagian
di antara kalian adalah pemimpin sebagian yang lain’. Hal itu sebagai
penghormatan Allah kepada umat ini.” (HR. Muslim)
Hafizh Ibnu Katsir dalam
an-Nihayah berkata, “Inilah pendapat yang lebih masyhur tentang tempat turunnya
Isa, yaitu di menara putih di timur Damaskus. Dan saya telah melihat di
sebagian buku bahwa Isa turun di menara putih sebelah timur Jami’ Damaskus.
Mungkin inilah yang lebih valid dan bunyi riwayatnya, ‘Maka dia turun di
atas menara putih yang ada di timur Damaskus’. Jadi rawi membuat redaksi
sendiri sesuai dengan apa yang dia pahami. Dan di Damaskus tidak ada menara
yang dikenal dengan menara timur kecuali menara yang berada di timur Jami’
Umawi dan inilah yang lebih cocok dan lebih sesuai karena Isa turun pada saat
didirikannya shalat…” (An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim I/192)
Semua itu terjadi dalam
kondisi kaum muslimin sedang bersiap siaga berperang melawan Dajjal,
berdasarkan hadits Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “…ketika mereka
sedang bersiap-siap untuk berperang, mereka merapatkan barisan, lalu
didirikanlah shalat, maka Isa As turun dan memimpin mereka. Ketika musuh Allah
melihatnya dia mencair seperti garam yang mencair bersama air, seandainya dia
dibiarkan niscaya dia akan lumer sampai dia binasa, akan tetapi Allah ingin
membunuhnya melalui tangannya, lalu dia menunjukkan darahnya di tombaknya
kepada kaum Muslimin.” (HR. Muslim).
Adapun keberadaan al-Masih
di bumi, Nabi kita Muhammad saw telah memberitahukan kepada kita bahwa
keberadaan Isa di muka bumi selama 40 tahun. Setelah itu dia wafat dan kaum
muslimin menshalatkannya, sebagaimana termaktub dalam hadis shahih dari Abu
Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “…Kemudian dia tinggal di bumi
selama 40 tahun kemudian wafat dan kaum muslimin menshalatkannya.” (HR. Abu
Dawud 324, dishahihkan oleh as-Suyuthi dalam al-Jami’ ash-Shaghir no.5265).
Adapun peristiwa-peristiwa
yang terjadi di zaman Isa dan tugas-tugas yang ditunaikannya, maka ia sebagai
berikut:
1)
Memadamkan Dajjal dan
fitnahnya
Di depan kita telah
mengetahui bahwa Nabiyullah Isa bin Maryam turun sementara kaum muslimin sedang
bersiap-siap memerangi Dajjal. Kita mengetahui bahwa saat itu shalat didirikan,
lalu Isa shalat di belakang seorang laki-laki yang shalih. Ketika Dajjal
mengetahui turunnya Isa, dia kabur. Nabiyullah Isa mengejarnya sampai di Baitul
Maqdis, sementara Dajjal telah mengepung sekelompok kaum muslimin. Lalu Isa
memerintahkan mereka agar pintunya dibuka. Dajjal yang bersembunyi di
belakangnya segera berlari, lalu Nabiyullah Isa mengejarnya dan menangkapnya di
pintu Lud, termasuk wilayah Palestina, sebelah timur. Kemudian Isa membunuhnya
beserta orang-orang Yahudi yang bersamanya.
Di dalam hadits shahih dari
Abu Umamah berkata, Rasulullah saw bersabda, “…Ketika imam mereka maju ke
depan untuk shalat Shubuh, maka turunlah Isa bin Maryam lalu imam itu mundur
berjalan ke belakang supaya Isa maju menjadi imam. Isa meletakkan tangannya di
antara kedua pundaknya kemudian dia berkata, ‘Majulah dan shalatlah karena
shalat ini didirikan untukmu’. Lalu imam mereka shalat dengan mereka. Selesai
shalat Isa berkata, ‘Buka pintunya’. Lalu mereka membuka pintu di mana Dajjal
bersembunyi di belakangnya ditemani 70 ribu orang Yahudi, masing-masing dengan
pedang yang berhias dan jubah (mantel). Apabila Dajjal melihat kepadanya maka
ia meleleh (mencair) seperti garam yang mencair di air. Dajjal kabur. Isa AS
berkata, ‘Sesungguhnya aku mempunyai pukulan untukmu, kamu tidak akan
mendahuluiku dengannya. Isa menangkap Dajjal di pintu Lud sebelah timur lalu
membunuhnya. Lalu Allah mengalahkan orang-orang Yahudi, maka tidak ada satu pun
makhluk Allah awj yang digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai tempat persembunyian
kecuali Allah menjadikannya berbicara. Batu, pohon, dinding, hewan semuanya
berbicara kecuali gharqadah, ia tidak berbicara karena ia adalah pohon mereka.
Semuanya berkata, ‘Wahai hamba Allah yang muslim, ini orang Yahudi kemarilah
bunuhlah dia’.” (HR. Ibnu Majah no. 4128. dan al-Hakim 4/436-437, dia
menshahihkannya dan disetujui oleh adz-Dzahabi).
Dari Abu Hurairah RA
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “…Ketika mereka sedang bersiap-siap
untuk perang dan merapatkan barisan, tiba-tiba shalat dikumandangkan, lalu Isa
bin Maryam as turun. Apabila musuh Allah melihatnya maka dia meleleh seperti
garam di dalam air, seandainya dibiarkan niscaya dia pasti meleleh sehingga dia
binasa, akan tetapi Allah membunuhnya lewat tangan Isa. Lalu Isa memperlihatkan
darahnya di tombaknya kepada mereka.” (HR. Muslim no.2897)
Jadi tugas pertama Nabiyullah
Isa setelah dia turun dari langit adalah menangani dan memadamkan Dajjal
bersama orang-orang Yahudi yang mengikutinya.
2)
Binasanya Ya’juj Ma’juj
berkat doa Isa dan kawan-kawan
Mereka keluar pada zaman Isa
as, setelah dia berhasil membunuh Dajjal dan memadamkan fitnahnya. Mereka ini
membuat kerusakan besar di muka bumi. Lalu Nabiyullah Isa dan teman-temannya
berdoa kepada Allah Taala. Mereka kemudian binasa secara menyeramkan. Hal ini
termaktub dalam hadits Nawas bin Sam’an yang diriwayatkan oleh Muslim dalam
hadits yang panjang tentang munculnya Dajjal dan turunnya Isa, yang akan
disebutkan dalam pembahasan tentang Ya`juj dan Ma`juj.
3) Memadamkan semua syariat dan berhukum kepada Islam
Tidak diragukan bahwa Isa
ketika turun dari langit, dia mengikuti syariat Islam, berhukum kepada
kitabullah dan sunnah Nabi kita Muhammad saw. Dengan itu Isa memadamkan semua
syariat yang dijadikan pegangan oleh manusia kecuali syariat Islam. Ini adalah
perkara pokok yang secara jelas diketahui dalam agama dimana syariat Islam
adalah syariat yang me-nasakh seluruh syariat sebelumnya. Dan Allah
Taala telah mengambil sumpah dan janji atas seluruh nabi agar mereka beriman
kepada Muhammad saw dan mengikutinya jika Muhammad saw diutus sementara mereka
masih hidup.
Firman Allah, “Dan
(ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, ‘Sungguh, apa
saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang
kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan
sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya’. Allah berfirman, ‘Apakah
kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?’ Mereka
menjawab, ‘Kami mengakui’. Allah berfirman, ‘Kalau begitu saksikanlah (hai para
nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu’.” (QS. Ali Imran/3 : 81).
Oleh karena itu dia
menghancurkan lambang Nashrani (salib) yang menyimpang, membunuh babi yang
diharamkan di dalam kitabullah dan menghapus jizyah di mana dia tidak
menerima dari orang Yahudi dan Nashrani kecuali Islam atau mati.
Dari Abu Hurairah berkata,
Rasulullah saw bersabda, “Demi dzat yang jiwaku di tangan-Nya, telah dekat
masanya di mana Ibnu Maryam turun kepada kalian sebagai hakim yang adil, lalu
dia menghancurkan salib, membunuh babi dan menghapuskan jizyah.”
Dalam riwayat lain, “Bagaimana
kalian jika Ibnu Maryam turun kepada kalian lalu dia memimpin kalian dari
kalian.” Ibnu Abu Dziib bertanya kepada Al-Walid bin Muslim, rawi hadits
dari Ibnu Abi Dziib, “Tahukah kamu apa maksud ‘memimpin kalian dari kalian’?”
Walid menjawab, “Beritahukan kepadaku.” Ibnu Abi Dziib berkata, “Memimpin
kalian dengan kitabullah dan sunnah Nabi kalian.” (HR. Muslim no. 155).
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah
saw bersabda, “Di antara diriku dengan Isa tidak ada nabi, dan sesungguhnya
dia pasti turun. Jika kalian melihatnya maka kenalilah dia, sesungguhnya dia
berperawakan sedang, berkulit putih kemerah-merahan dia turun di antara dua
potong baju berwarna kekuning-kuningan, kepalanya seolah-olah menetes walaupun
tidak basah, dia memerangi manusia di atas Islam dia mematahkan salib, membunuh
babi dan menghapus jizyah pada masanya Allah menghancurkan semua agama kecuali
Islam. Dia membunuh Al-Masihud Dajjal, kemudian tinggal di bumi selama 40 tahun
kemudian wafat dan kaum muslimin menshalatkannya.”
4)
Menghapus kebencian dan
permusuhan di antara manusia dan meratanya rasa aman dan kemakmuran di antara
manusia
Di antara perkara yang
disampaikan oleh Nabi saw kepada kita yang terjadi di zaman Isa adalah
dihapuskannya permusuhan, kebencian dan saling iri di antara manusia, di mana
manusia telah bersepakat di atas kalimat Islam. Berkah dan kebaikan merata di
mana bumi menumbuhkan pohon-pohon seperti pada masa Adam, tidak ada yang
menerima pemberian karena melimpahnya harta. Pada masa itu Allah melenyapkan
racun dari binatang-binatang beracun sehingga anak-anak bermain-main dengan
ular dan kalajengking yang tidak lagi berbahaya. Seekor kambing digembalakan di
samping srigala dengan aman. Bumi dipenuhi rasa aman dan damai, tidak ada lagi
perang, maka harga kuda turun drastis sementara sapi jantan harganya melambung
tinggi karena semua tanah dibajak untuk ditanami.
Dalam hadits Nawas bin
Sam’an, Rasulullah saw bersabda, “…Kemudian Allah menurunkan hujan deras
yang mengguyur seluruh rumah baik yang terbuat dari tanah atau kulit binatang,
hujan itu membasuh bumi sehingga ia seperti cermin yang berkilauan, kemudian
dikatakan kepada bumi, ‘Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan kembalikan barokahmu’.
Pada hari itu sekelompok manusia memakan satu buah delima dan memakai kulitnya
sebagai topi. Air susu diberkahi sehingga seekor onta muda cukup memenuhi
kebutuhan banyak orang dan seekor sapi muda cukup memenuhi kebutuhan satu kabilah
serta seekor kambing muda cukup memenuhi kebutuhan satu keluarga besar.”
Dalam hadits Abu Umamah yang
panjang Rasulullah saw bersabda, “…lalu Isa bin Maryam turun pada umatku
sebagai hakim yang adil dan imam yang bijaksana, dia menghancurkan salib, mematikan
babi, menghapus jizyah, membiarkan sedekah kambing dan onta tidak ada yag mau
menerima, kebencian dan permsuhan dihapuskan. Binatang beracun ditarik racunnya
sehingga seorang bocah memasukkan tangannya ke dalam mulut ular dan itu tidak
membahayakan dirinya, seorang bocah perempuan melewati singa tetapi singa itu
tidak mengganggunya, srigala berada di antara kambing seperti anjing yang
menjaganya. Bumi dipenuhi keselamatan seperti bejana dipenuhi oleh air. Kalimat
manusia menjadi satu. Tidak ada yang disembah kecuali Allah, perang dihentikan,
orang-orang Quraisy kehilangan kerajaannya. Bumi seperti piring besar dari
perak, ia menumbuhkan pohon-pohon dengan janji Adam sehingga beberapa orang
memakan setangkai anggur dan mereka kenyang, dan beberapa orang memakan satu
buah delima dan mereka kenyang. Sapi jantan harganya segini-segini. Sementara
kuda hanya dengan beberapa keping dirham….” (HR. Ibnu Majah no. 4128. dan
al-Hakim 4/436-437, dia menshahihkannya dan disetujui oleh adz-Dzahabi).
Dari pembahasan yang kami
paparkan tentang Masihul Huda bin Maryam tentunya pembaca mengetahui bahwa
dalil-dalil tentang turunnya Isa baik dari al-Qur’an maupun sunnah telah
mencapai tingkatan mutawatir dan bahwa ini adalah kesepakatan umat dari mulai
zaman Nabi saw sampai hari ini, merujuk kepada tafsir dari firman Allah SWT,
“Tidak ada seorang pun
dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan
di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS.
An-Nisa’: 159).
Inilah yang dinyatakan oleh
para ahli tafsir secara keseluruhan, lalu mereka menyebutkan hadis-hadis
mutawatir itu di bawah ayat ini, lebih-lebih hadits Abu Hurairah yang marfu’
dan mauquf, di mana dia berkata setelah menyinggung turunnya Isa bin Maryam
dengan ditegaskan oleh sumpahnya, “Bacalah jika kalian mau ayat, ‘Tidak ada
seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum
kematiannya’.” Jadi mengingkari turunnya Isa di akhir zaman sama dengan
mengingkari al-Qur`an, sunnah yang shahih dan ijma’ umat.
f.
Yajuj dan Majuj
Di antara tanda Kiamat kubro adalah keluarnya
Ya’juj Ma’juj dari kurungannya. Keluarnya mereka sebagai tanda Kiamat kubro
wajib kita imani karena dalil-dalil menetapkannya.
Firman Allah, “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): ‘Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim.” (Al-Anbiya’: 96-97).
Keluarnya mereka adalah keburukan yang dekat yang telah diperingatkan oleh Rasulullah saw :
Firman Allah, “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): ‘Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim.” (Al-Anbiya’: 96-97).
Keluarnya mereka adalah keburukan yang dekat yang telah diperingatkan oleh Rasulullah saw :
عَنْ زَيْنَبَ اِبْنَةِ جَحْشٍ رضي الله عنها :
أَنْ النّبِي صلى الله عليه وسلم دَخَلَ عَليْهَا فَزِعًا يَقُولُ لاَ إِلَهَ
إِلاّ اللهُ ، وَيْلٌ للْعَرَبِ مِنْ شَرِّ قَدْ اقْتَرَبَ ، فُتِحَ اليَوْمَ مِنْ
رَدْمِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مِثْلُ هَذِهِ وَحَلَّقَ بِإِصْبِعِهِ الإِبْهَامِ
وَالّتِي تَلِيْهَا .
Dari Zaenab binti Jahsy bahwa Nabi datang
kepadanya dengan tergopoh-gopoh. Beliau bersabda, “La ilaha illallah, celaka
orang-orang Arab dari keburukan yang telah dekat, pada hari ini benteng Ya’juj
Ma’juj dibuka seperti ini.” Rasulullah melingkarkan ibu jarinya dengan jari
telunjuknya. (Muttafaq alaihi, Mukhtashar Shahih al-Bukhari no. 1341,
Mukhtashar Shahih Muslim no. 1987).
Dalam surat al-Kahfi Allah menjelaskan bahwa
Ya’juj Ma’juj dikurung oleh Dzulkarnain dengan baja karena mereka berbuat rusak
di bumi sehingga mereka tidak keluar darinya sampai tiba saatnya janji Allah.
Firman Allah :“Hingga apabila dia telah
sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu
suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, ‘Hai
Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran
kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka.’ Dzulkarnain
berkata, ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah
lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar
aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. Berilah Aku potongan-potongan
besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung
itu, berkatalah Dzulkarnain, ‘Tiuplah (api itu)’, hingga apabila besi itu sudah
menjadi (merah seperti) api, diapun berkata, ‘Berilah Aku tembaga (yang
mendidih) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak bisa
mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulkarnain berkata, ‘Ini
(dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku,
dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar"
(Al-Kahfi: 93-98).
Lalu siapakah mereka itu?
Lalu siapakah mereka itu?
Nama Ya’juj Ma’juj, ada yang berkata, ia bukan
nama Arab, ada yang berkata, ia adalah nama Arab, diambil dari ajijun nar
yang berarti bergolaknya api, atau dari al-Ajj yang berarti air asin. Apapun
begitulah nama mereka yang tercantum di dalam al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi.
Mereka adalah sekelompok umat dari Bani Adam, jumlah mereka sangatlah besar.
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Said
al-Khudri dari Nabi saw bersabda, Allah Taala berfirman, “Wahai Adam.” Adam
menjawab, “Aku penuhi panggilanMu dengan suka cita dan kebaikan berada di
tanganMu.” Allah Taala berfirman, “Keluarkan rombongan neraka.” Adam bertanya,
“Apa rombongan neraka?” Allah berfirman, “Sembilan ratus sembilan puluh sembilan
dari tiap-tiap seribu.” Pada saat itu anak kecil beruban, wanita hamil
meletakkan kehamilannya dan kamu melihat manusia mabuk dan mereka tidak mabuk
akan tetapi azab Allah sangat keras. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, siapa
dari kami yang menjadi satu itu?” Nabi saw menjawab,”Bergembiralah kalian,
karena satu orang dari kalian, sementara seribu dari Ya’juj dan Ma’juj.”
(Mukhtashar Shahih al-Bukhari no. 1342).
Mengenai ciri-ciri mereka terdapat sebuah
hadits di Musnad Imam Ahmad (5/271), al-Haetsami di Majmauz Zawaid (8/9)
berkata tentangnya, “Rawi-rawinya adalah rawi-rawi ash-Shahih.” Hadits tersebut
menjelaskan bahwa mereka berwajah lebar seperti tameng yang menonjol dengan
rambut merah kecoklatan, mata sipit, datang dengan cepat dari tempat yang tinggi.
Di atas telah disebutkan bahwa Ya’juj Ma’juj
dikurung dengan baja oleh Dzulkarnain, mereka tidak akan keluar darinya sebelum
janji Allah tiba, dan itu terjadi di akhir zaman sebagai tanda Kiamat yang
sudah diambang pintu. Mereka keluar setelah Isa turun dan membunuh Dajjal.
Keluarnya mereka dari kurungan memiliki cerita tersendiri yang disebutkan oleh
Imam at-Tirmidzi dalam hadits no 3153 dan Ibnu Majah no. 4131 dari Abu
Hurairah, dan dishahihkan oleh al-Albani di Silsilah Shahihah no. 1735.
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj membongkarnya
setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari. Pemimpin
mereka berkata, ‘Kita pulang, kita teruskan besok’. Lalu Allah mengembalikannya
lebih kuat dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah tiba dan Allah ingin
mengeluarkan mereka kepada manusia, mereka menggali, ketika mereka hampir
melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata, ‘Kita pulang, kita teruskan
besok insya Allah Taala’. Mereka mengucapkan insya Allah. Mereka kembali ke
tempat mereka menggali, mereka mendapatkan galian seperti kemarin. Akhirnya
mereka berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka meminum air sampai
kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka. Lalu mereka melemparkan
panah-panah mereka ke langit dan ia kembali dengan berlumuran darah. Mereka
berkata, ‘Kita telah mengalahkan penduduk bumi dan mengungguli penghuni
langit.”
Pembicaraan tentang Ya’juj Ma’juj ini penulis tutup dengan sebuah hadits an-Nawas bin Sam’an di Shahih Muslim (Mukhtashar Shahih Muslim no. 2048). Dari hadits ini kita mengetahui banyak hal tentangnya.
Pembicaraan tentang Ya’juj Ma’juj ini penulis tutup dengan sebuah hadits an-Nawas bin Sam’an di Shahih Muslim (Mukhtashar Shahih Muslim no. 2048). Dari hadits ini kita mengetahui banyak hal tentangnya.
Rasulullah bersabda : “Ketika Isa dalam
kondisi demikian, Allah mewahyukan kepada Isa bin Maryam, ‘Sesungguhnya Aku
telah mengeluarkan hamba-hambaKu, tak seorang pun mampu memerangi mereka, maka
bawalah hamba-hamba-Ku berlindung di At-Thur’. Lalu Allah mengeluarkan Ya’juj
dan Ma’juj, dan mereka mengalir dari segala penjuru. Rombongan pertama melewati
danau Thabariyah dan meminum airnya. Rombongan terakhir menyusul sementara air
danau telah mengering, mereka berkata, ‘Sepertinya dulu di sini pernah ada
air’. Nabi Isa AS dan teman-temannya dikepung sehingga kepala sapi bagi mereka
lebih berharga daripada 100 dinar, lalu Nabi Isa AS dan kawan-kawan berdoa
kepada Allah. Lalu Allah mengirim ulat di leher mereka, maka mereka mati
bergelimpangan seperti matinya jiwa yang satu. Kemudian Allah menurunkan Nabi
Isa dan kawan-kawannya ke bumi, maka tidak ada sejengkal tempat pun di bumi
kecuali dipenuhi oleh bau busuk mereka. Lalu Nabiyullah Isa AS dan
teman-temannya berdoa kepada Allah, kemudian Allah menurunkan hujan deras yang
mengguyur seluruh rumah, baik yang terbuat dari tanah atau kulit binatang.
Hujan itu membasuh bumi sehingga ia seperti cermin yang berkilauan.”
g-i.
Tiga Gerhana : di Timur, di Barat, dan di Jazirah Arab
j. Api
Menggiring Manusia ke Mahsyar
Tanda Kiamat kubro yang terakhir yang muncul sebelum
terjadinya Kiamat adalah munculnya api dari ‘Adn yang mengelilingi manusia dari
belakang mereka, ia menggiring manusia dari segala arah ke bumi Mahsyar yaitu
Syam. Manusia pada hari itu terbagi menjadi tiga kelompok: Ada kelompok yang
digiring dalam keadaan berharap dan cemas serta berkendara. Ada kelompok yang
kadang-kadang berjalan dan kadang-kadang berkendaraan, saling bergiliran
mengendarai unta. Dan yang ketiga adalah manusia-manusia lainnya, di mana
mereka digiring oleh api tersebut, barangsiapa lambat niscaya dia disambar oleh
api. Orang terakhir yang digiring adalah dua orang penggembala dari suku
Muzaenah, di mana keduanya menggiring kambing-kambing mereka, lalu keduanya
melewati Tsaniyatul Wada’ di Madinah, keduanya keluar tetapi keduanya langsung
tersungkur tatkala mendengar tiupan sangkakala Kiamat.
Dalil-dalil tanda Kiamat kubro ini adalah hadits shahih di
mana Rasulullah saw menyebutkan tanda Kiamat, “…dan yang terakhir adalah api
yang keluar dari Yaman menggiring manusia ke padang Mahsyar.” Dalam
riwayat, “Ia keluar dari dasar Adn.” Dalam riwayat, “…dan yang
terakhir adalah api yang keluar dari Yaman dari dasar Adn menggiring manusia ke
Padang Mahsyar.” (HR. Muslim, Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Dari Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah saw bersabda, “Akan keluar api dari arah Hadramaut atau dari Hadramaut sebelum Kiamat yang menggiring manusia.” Kami bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Nabi saw bersabda, “Pergilah ke Syam.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dishahihkan oleh Ibnu Hibban nomor 2312)
Bagaimana Api Menggiring Manusia?
Dari Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah saw bersabda, “Akan keluar api dari arah Hadramaut atau dari Hadramaut sebelum Kiamat yang menggiring manusia.” Kami bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Nabi saw bersabda, “Pergilah ke Syam.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dishahihkan oleh Ibnu Hibban nomor 2312)
Bagaimana Api Menggiring Manusia?
Nabi saw telah memberitahukan kepada kita bahwa
penggiringan ini berbentuk tiga:
Pertama : Orang-orang yang digiring dalam keadaan berharap
dan cemas berkendaraan.
Kedua: Orang-orang kadang-kadang berjalan, dan
kadang-kadang mengendarai unta saling bergiliran.
Ketiga: Orang-orang yang digiring oleh api, ia mengelilingi
dan menggiring mereka dari segala sisi ke bumi Mahsyar. Dan barangsiapa
tertinggal maka ia dimakan api.
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Manusia digiring dalam tiga keadaan: Dalam keadaan berharap dan cemas, dua orang mengendarai satu unta secara bergiliran, tiga orang secara bergiliran, empat orang secara bergiliran dan sepuluh orang secara bergiliran. Dan yang lain digiring oleh api, api itu beristirahat di siang hari di mana mereka beristirahat, menginap di mana mereka menginap, mendapatkan pagi hari di mana mereka mendapatkan pagi hari dan mendapatkan sore hari di mana mereka mendapatkan sore hari.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Manusia digiring dalam tiga keadaan: Dalam keadaan berharap dan cemas, dua orang mengendarai satu unta secara bergiliran, tiga orang secara bergiliran, empat orang secara bergiliran dan sepuluh orang secara bergiliran. Dan yang lain digiring oleh api, api itu beristirahat di siang hari di mana mereka beristirahat, menginap di mana mereka menginap, mendapatkan pagi hari di mana mereka mendapatkan pagi hari dan mendapatkan sore hari di mana mereka mendapatkan sore hari.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Para ulama berbeda pendapat tentang waktu terjadinya
penggiringan api kepada manusia. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa hal itu
terjadi pada Hari Kiamat. Ini adalah pendapat At-Thibi, Al-Hulaimi, Al-Baihaqi
dan Abu Hamid Al-Ghazali, mereka berdalil kepada kata ‘hasyr’ yang
disebut tanpa embel-embel, maka ia menunjukkan hasyr (kebangkitan) dari
kubur secara syar’i. Jadi menurut pendapat ini keluarnya api ini bukan termasuk
tanda kiamat.
Al-Khattabi, Qadhi Iyadh, Qurtubi, Ibnu Katsir dan
lain-lainnya berpendapat bahwa hal itu terjadi di dunia di akhir zaman sebelum
Kiamat terjadi. Dalil mereka adalah hadis Abu Hurairah di atas. Di mana api
berhenti bersama mereka di siang hari, bermalam, menemui pagi dan petang.
Hafizh Ibnu Katsir setelah menyebutkan hadits-haditsnya
berkata, “Redaksi hadits-hadits menunjukkan bahwa hasry (penggiringan) ini
adalah penggiringan orang-orang yang ada di penghujung dunia dari segala
penjuru tempat berkumpul yaitu bumi Syam dan manusia pada saat itu terbagi
menjadi tiga kelompok. Semua itu menunjukkan bahwa hal itu terjadi di akhir
dunia, di mana ada berkendaraan di atas punggung unta dan lain-lainnya, juga
orang-orang yang terlambat akan dimakan api. Kalau hal ini terjadi setelah
tiupan kebangkitan manusia dari kubur niscaya tidak ada lagi kematian, hewan
yang dikendarai, makan, minum dan berpakaian di Padang Mahsyar Kiamat. ….” (Al-Fitan
wa al-Malahim 1/287).
Hafizh Ibnu Hajar, setelah beliau menelaah seluruh dalil,
beliau memilih pendapat yang menyatakan bahwa hal itu terjadi di dunia karena
di dalam hadistnya terdapat keterangan bahwa kendaraan berkurang karena
terjangkit penyakit dan bahwa seseorang membeli seekor unta muda di kebun yang
indah. Hal ini sangatlah jelas bahwa itu adalah kehidupan dunia. (Fath
al-Bari 11/378)
Bumi
Syam adalah tempat di mana api menggiring manusia ke sana
Nabi saw telah menyampaikan bahwa bumi di mana api ini
menggiring manusia ke sana adalah bumi Syam. Dalam hadits shahih dari Bahz bin
Hakim dari bapaknya dari kakeknya berkata, Saya telah mendengar Rasulullah saw
bersabda, “Sesungguhnya kalian akan digiring dalam keadaan berjalan kaki dan
berkendara, dan kalian akan menghadapkan wajah kalian ke sini.” Lalu beliau
menunjuk arah Syam (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, sanadnya dukuatkan oleh Hafizh
Ibnu Hajar, Fath al-Bari 11/380)
Dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata, “Niscaya akan datang
kepada manusia suatu masa di mana tidak tersisa seorang mukmin pun di bumi
kecuali dia pindah ke Syam.” (HR. al-Hakim secara mauquf, dia berkata, “Shahih
diatas syarat asy-Syaikhain.” Dan disetujui oleh adz-Dzahabi)
Orang
terakhir yang digiring oleh api
Orang terakhir yang digiring oleh api adalah dua orang
penggembala dari suku Muzaenah sebagaimana yang tertulis dalam hadits shahih
dari Abu Hurairah berkata, Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Orang-orang
meninggalkan Madinah dalam keadaan baik seperti sediakala, ia tidak dihuni
kecuali oleh binatang-binatang dan burung-burung yang buas, maka orang terakhir
yang digiring adalah dua orang penggembala dari Muzaenah. Keduanya ingin ke
Madinah sambil menggiring domba-domba mereka. Maka keduanya mendapati Madinah
telah dipenuhi oleh binatang buas sehingga ketika keduanya sampai di Tsaniyatul
Wada’ keduanya tersungkur.” Dalam riwayat lain, “Sungguh Madinah akan
ditinggalkan oleh penduduknya dalam keadaan baik seperti semula sebagai tempat
yang nyaman bagi binatang-binatang buas.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Yang dimaksud oleh hadits ini adalah bahwa Madinah di akhir
zaman tidak lagi terjaga dan terlindungi. Maka ia dihuni oleh binatang-binatang
buas karena ditinggal oleh penduduknya yang digiring oleh api ke bumi Mahsyar
yaitu Syam.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar