SABAR
(Oleh : H. Asnin Syafiuddin, Lc. MA)
A. Pengertian Sabar
Secara bahasa
sabar berarti menahan diri.
Menurut istilah
sabar adalah : (حبس النفس على مايقتضيه العقل والشرع ،
أو عما يقتضيان حبسها عنه/Menahan
diri terhadap sesuatu yang dikehendaki oleh akal dan syariat, atau menahan diri
dari sesuatu yang dikehendaki keduanya)
B. Keutamaan Sabar
1.
Sabar merupakan jalan menuju kebaikan. (QS.
16:126, 4:25).
2.
Mendapatkan pujian dari Allah. (QS. 2:177; 38:44)
3.
Mendapatkan cinta Allah. (QS. 3:146)
4.
Mendapatkan berita gembira. (QS.2:155)
5.
Mendapatkan kesertaan dan dukungan Allah (QS.
2:153, 249; 3:120, 125)
6.
Mendapatkan kepemimpinan dalam agama (QS. 32:24)
7.
Dihapuskan segalakesalahan. (hadits)
8.
Dilipat gandakan pahala. (QS. 39:3)
9.
Mendapatkan kesuksesan.(QS. 3:200)
10. Mendapatkan surga.
(QS. 13:22-24; 76:12)
C.
Macam-macam Sabar
1.
Sabar dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkan
hawa nafsu. Yaitu dengan menegndalikan diri agar tidak bersikap sombong. (QS.
21:35; 63:9; 64:14-15)
2.
Sabar dalam melakukan ketaatan. (QS.10:109;19:65,
106)
3.
Sabar dalam menjauhi maksiat. (QS. 38:26)
4.
Sabar dalam mendapatkan musibah. (QS. 2:155-157;
7:19-21)
D. Cara Mendapatkan Sabar
1. Memahami
arti kehidupan dunia dengan sebenarnya.
Bahwa kehidupan
dunia bukanlah surga kebahagiaan atau tempat tinggal abadi, tetapi medan
pelaksanaan tugas dan menempuh ujian dan cobaan. Manusia diciptakan untuk diuji
agar lulus memasuki kehidupan abadi di akhirat. Apabila seseorang
benar-benar menyadari akan hal tersebut dia tidak akan terkejut bila tertimpa
musibah.
2. Manusia menyadari akan dirinya sendiri.
Hendaknya manusia menyadari
bahwa dia adalah milik Allah pada permulaan dan akhirnya. Dilimpahkan baginya
karunia nikmat lahir dan batin, kesehatan dan kekuatan tubuh, harta dan benda
dan anak keturunan. Dan jika ditarik kembali sebagian yang dimiliki manusia
maka sudah seharusnya dia tidak marah kepada pemberinya dan pemiliknya.
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka
dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa kemudharatan, maka hanya
kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl:53)
3. Keyakinan pahala yang baik disisi Allah
Tidak ada dalam Al-Qur’an janji
pahala dan ganjaran yang lebih besar dari sabar.
“Apa yang disisimu akan lenyap dan apa yang
ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan
kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 96)
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS.
Az-Zumar:10)
4. Keyakinan akan terbebas dari musibah
Keyakinan terbebas dari himpitan
musibah. Keyakinan datangnya kesenangan sesudah kesusahan dan kemudahan sesudah
kesulitan. Keyakinn datangnya kemenangan dari Allah bagi orang-orang beriman
sebagai ganti ujian dan cobaan yang dialaminya. Keyakinan seperti itu akan
menghilangkan kegelisahan batin, menghapus rasa putus asa, menerangi jiwa
dengan sinar harapan kemenangan dan percaya akan hari esok yang lebih cerah.
5. Janji
kemudahan sesudah kesulitan :
“Allah kelak akan memberi kelapangan sesudah
kesempitan”. (QS. Ath Thalaaq: 7)
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu
ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam
Nasyrah: 5-6)
6.
Janji kesudahan yang baik bagi orang-orang
yang sabar dan bertaqwa :
“Mohonlah pertolongan kepada Allah dan
bersabarlah, sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusakakan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya dan kesudahan yang baik adalah
bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-A’raaf: 128)
7.
Janji Allah mengganti semua yang telah
berlalu sebab Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang beramal
sholeh dan berbuat ihsan :
“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah
sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada
mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau
mereka mengetahui (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Allah saja
mereka bertawakkal”. (QS. An-Nahl: 41-42)
“Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya
janji Allah itu benar dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya
memuji Rabb-mu pada waktu petang dan pagi.” (QS. Al-Mu’min:55)
8. Mohon pertolongan Allah
Dengan mohon
pertolongan Allah SWT, berlindung kepada-Nya, berkeyakinan Allah SWT beserta
dia, berkeyakinan bahwa dia dalam perlindungan, pembelaan dan pemeliharaan
Allah SWT maka dia tidak akan teraniaya.
“Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfaal: 46)
“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan
Rabb-mu maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami” (QS. Ath-Thuur:
48)
9.
Meneladani orang-orang yang sabar dan
memiliki kebulatan tekad
“Dan sesungguhnya telah didustakan (pula)
Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka bersabar terhadap pendustaan dan
penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami
kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat
(janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari
berita rasul-rasul itu. (QS. Al-An’aam:34)
“Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami
ceritakan kepadamu ialah kisah-kisah yang dengannya Kamit teguhkan hatimu dan
dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan
bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud:120)
10. Beriman kepada taqdir dan sunnatullah
Apa yang menimpa
diri seorang bukanlah suatu kesalahan atau kekeliruan atau terjadi secara
kebetulan. Dan smeua yang sudah ditentukan taqdirNya tidak mungkin salah atau
meleset. Berserah dan
pasrah kepada taqdir Allah dalam situasi dan kondisi seperti itu merupakan
suatu hal yang disyariatkan dan terpuji.
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi
dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh
Mahfuzh) sebelum Kami Menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
Mudah bagi Allah. (Kami Jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka
cita terhadap yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang Diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak Menyukai
setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (Al-Hadid 57:22-23)
11. Berhati-hati terhadap kendala-kendala Kesabaran :
a. Tergesa-gesa
Bila seorang merasa terlalu lama untuk
memperoleh apa yang diinginkannya maka hilanglah kesabaran dan terasa sempit
dadanya.
b. Marah-marah
Seorang mujahi dakwah dapat saja
marah bila mad’u berpaling daripadanya dan menjauhi dakwahnya. Dia kesal,
berbuat yang tidak sepantasnya, putus asa kemudian menjauhi mereka. Mujahid
dakwah seharusnya bersikap sabar terhadapa mad’u dan tidak bosan untuk mengulang-ulangi
kembali manuver dakwahnya, dengan harapan semoga hati mereka terbuka.
“Maka bersabarlah kamu (hai
Muhammad) terhadap keteta-pan Rabbmu, dan janganlah kamu seperti orang yang
berada dalam (perut) ikan ketika ia berdo’a sedang ia dalam keadaan marah
(terhadap kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari
Rabbnya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu
Rabbnya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang shaleh.” (QS.
Al-Qalam:48-50)
Yang dimaksud dalam ayat ini
ialah Nabi Yunus a.s.
Seorang datang kepada Nabi saw. dan berkata:
Nasihatilah saya! Bersabda Nabi saw.: Jangan marah, kemudian orang itu
mengulangi minta nasihat pula, jawab Nabi: Jangan marah. (HR. Bukhari)
c.
Rasa sedih dan susah yang mendalam
“Maka
(apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah
mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini
(Al-Qur’an)” (QS. Al Kahfi:6)
“Janganlah
dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. Faathir:8)
d. Putus asa
Kalau hati seseorang dihinggapi
keputus-asaan, maka hilanglah kesabarannya untuk melanjutkan pekerjaannya.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya)
jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) menderita luka, maka sesungguhnya kaum
(kafir) itupun (pada perang Badar) menderita luka yang serupa. Dan masa
(kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka
mendapat pelajaran), dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman
(dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur
sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (QS. Ali
Imran: 139-140)
(والله أعلم بالصواب)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar