Senin, 28 Mei 2012

Sabar


SABAR 
(Oleh : H. Asnin Syafiuddin, Lc. MA)




A.    Pengertian Sabar

Secara bahasa sabar berarti menahan diri.
Menurut istilah sabar adalah : (حبس النفس على مايقتضيه العقل والشرع ، أو عما يقتضيان حبسها عنه/Menahan diri terhadap sesuatu yang dikehendaki oleh akal dan syariat, atau menahan diri dari sesuatu yang dikehendaki keduanya)


B.     Keutamaan Sabar

1.      Sabar merupakan jalan menuju kebaikan. (QS. 16:126, 4:25).
2.      Mendapatkan pujian dari Allah. (QS. 2:177; 38:44)
3.      Mendapatkan cinta Allah. (QS. 3:146)
4.      Mendapatkan berita gembira. (QS.2:155)
5.      Mendapatkan kesertaan dan dukungan Allah (QS. 2:153, 249; 3:120, 125)
6.      Mendapatkan kepemimpinan dalam agama (QS. 32:24)
7.      Dihapuskan segalakesalahan. (hadits)
8.      Dilipat gandakan pahala. (QS. 39:3)
9.      Mendapatkan kesuksesan.(QS. 3:200)
10.  Mendapatkan surga. (QS. 13:22-24; 76:12)

C.    Macam-macam Sabar

1.      Sabar dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkan hawa nafsu. Yaitu dengan menegndalikan diri agar tidak bersikap sombong. (QS. 21:35; 63:9; 64:14-15)
2.      Sabar dalam melakukan ketaatan. (QS.10:109;19:65, 106)
3.      Sabar dalam menjauhi maksiat. (QS. 38:26)
4.      Sabar dalam mendapatkan musibah. (QS. 2:155-157; 7:19-21)

D.    Cara Mendapatkan Sabar

1.      Memahami arti kehidupan dunia dengan sebenarnya.
Bahwa kehidupan dunia bukanlah surga kebahagiaan atau tempat tinggal abadi, tetapi medan pelaksanaan tugas dan menempuh ujian dan cobaan. Manusia diciptakan untuk diuji agar lulus memasuki kehidupan abadi di akhirat. Apabila seseorang benar-benar menyadari akan hal tersebut dia tidak akan terkejut bila tertimpa musibah.
2.      Manusia menyadari akan dirinya sendiri.
Hendaknya manusia menyadari bahwa dia adalah milik Allah pada permulaan dan akhirnya. Dilimpahkan baginya karunia nikmat lahir dan batin, kesehatan dan kekuatan tubuh, harta dan benda dan anak keturunan. Dan jika ditarik kembali sebagian yang dimiliki manusia maka sudah seharusnya dia tidak marah kepada pemberinya dan pemiliknya.
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl:53)

3.      Keyakinan pahala yang baik disisi Allah
Tidak ada dalam Al-Qur’an janji pahala dan ganjaran yang lebih besar dari sabar.
“Apa yang disisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 96)
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar:10)
4.      Keyakinan akan terbebas dari musibah
Keyakinan terbebas dari himpitan musibah. Keyakinan datangnya kesenangan sesudah kesusahan dan kemudahan sesudah kesulitan. Keyakinn datangnya kemenangan dari Allah bagi orang-orang beriman sebagai ganti ujian dan cobaan yang dialaminya. Keyakinan seperti itu akan menghilangkan kegelisahan batin, menghapus rasa putus asa, menerangi jiwa dengan sinar harapan kemenangan dan percaya akan hari esok yang lebih cerah.
5.      Janji kemudahan sesudah kesulitan :
“Allah kelak akan memberi kelapangan sesudah kesempitan”. (QS. Ath Thalaaq: 7)
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah: 5-6)
6.      Janji kesudahan yang baik bagi orang-orang yang sabar dan bertaqwa :
“Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah, sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-A’raaf: 128)
7.      Janji Allah mengganti semua yang telah berlalu sebab Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang beramal sholeh dan berbuat ihsan :
“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Allah saja mereka bertawakkal”. (QS. An-Nahl: 41-42)
“Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada waktu petang dan pagi.” (QS. Al-Mu’min:55)
8.      Mohon pertolongan Allah
Dengan mohon pertolongan Allah SWT, berlindung kepada-Nya, berkeyakinan Allah SWT beserta dia, berkeyakinan bahwa dia dalam perlindungan, pembelaan dan pemeliharaan Allah SWT maka dia tidak akan teraniaya.
“Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfaal: 46)
“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabb-mu maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami” (QS. Ath-Thuur: 48)
9.      Meneladani orang-orang yang sabar dan memiliki kebulatan tekad
“Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka bersabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu. (QS. Al-An’aam:34)
“Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu ialah kisah-kisah yang dengannya Kamit teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud:120)
10.  Beriman kepada taqdir dan sunnatullah
Apa yang menimpa diri seorang bukanlah suatu kesalahan atau kekeliruan atau terjadi secara kebetulan. Dan smeua yang sudah ditentukan taqdirNya tidak mungkin salah atau meleset. Berserah dan pasrah kepada taqdir Allah dalam situasi dan kondisi seperti itu merupakan suatu hal yang disyariatkan dan terpuji.
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami Menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah Mudah bagi Allah. (Kami Jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang Diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak Menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (Al-Hadid 57:22-23)
11.  Berhati-hati terhadap kendala-kendala Kesabaran :
a.       Tergesa-gesa
Bila seorang merasa terlalu lama untuk memperoleh apa yang diinginkannya maka hilanglah kesabaran dan terasa sempit dadanya.
b.      Marah-marah
Seorang mujahi dakwah dapat saja marah bila mad’u berpaling daripadanya dan menjauhi dakwahnya. Dia kesal, berbuat yang tidak sepantasnya, putus asa kemudian menjauhi mereka. Mujahid dakwah seharusnya bersikap sabar terhadapa mad’u dan tidak bosan untuk mengulang-ulangi kembali manuver dakwahnya, dengan harapan semoga hati mereka terbuka.
“Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap keteta-pan Rabbmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdo’a sedang ia dalam keadaan marah (terhadap kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Rabbnya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Rabbnya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang shaleh.” (QS. Al-Qalam:48-50)
Yang dimaksud dalam ayat ini ialah Nabi Yunus a.s.
Seorang datang kepada Nabi saw. dan berkata: Nasihatilah saya! Bersabda Nabi saw.: Jangan marah, kemudian orang itu mengulangi minta nasihat pula, jawab Nabi: Jangan marah. (HR. Bukhari)
c.       Rasa sedih dan susah yang mendalam
“Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an)” (QS. Al Kahfi:6)
“Janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. Faathir:8)
d.      Putus asa
Kalau hati seseorang dihinggapi keputus-asaan, maka hilanglah kesabarannya untuk melanjutkan pekerjaannya.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) menderita luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) menderita luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (QS. Ali Imran: 139-140)


(والله أعلم بالصواب)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar