MACAM-MACAM KEHENDAK
(IRADAH) ALLAH
(oleh : H. Asnin
Syafiuddin, Lc. MA)
Dalam pemahaman iman kepada qadar kadang-kadang timbul pertanyaan mengapa
sih Allah menghendaki perbuatan buruk, mengapa tidak menghendaki semua
perbuatan baik? Pertanyaan ini timbul akibat kekurang pahaman tentang kehendak
(iradah) Allah. Untuk itu perlu dijelaskan macam-macam kehendak (iradah) Allah.
1.
Iradah kauniyyah (الإرادة الكونية)
Yaitu
kehendak Allah yang bersifat umumyang mencakup semua makhluk, orang shaleh dan
durhaka, yaitu kehendak Allah dilakukannya suatu perbuatan, baik yang dilakukan
itu dicintai dan dieidhai Allah atau tidak. Maka Allah melakukan apa saja yang
Dia kehendaki. Segala yang dilakukan Allah semuanya baik dan bagus. Adapun
perbuatan manusia ada yang baik dan ada yang buruk. Manusia tidak bisa
melakukan apa saja yang dia kehendaki,
mereka melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka dengan melaksanakan yang
diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang. Inilah yang dinamakan kebaikan
bagi manusia.
Kehendak
ini terkait dengan penciptaan dan merupakan konsekwensi rububiyah Allah. Apa
yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti
tidak akan terjadi. Termasuk dalam kehendak ini adalah penciptaan orang yang
kuat dan orang yang lemah, yang kaya dan yang miskin, mukmin dan kafir,
malaikat, setan, penciptaan kebaikan dan keburukan, penciptaan kekuatan dan
kelemahan, cerdas dan bodoh.
Di
antara dalil iradah kauniyyah ini adalah :
Firman
Allah :
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ
“Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya”. (QS.
Al-An’am : 112)
Firman Allah :
وَلَوْشَاء رَبُّكَ لآمَنَ مَن فِي
الأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا
Dan jika Tuhanmu
menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. (QS. Yunus : 99)
Firman Allah :
فَمَن يُرِدِ اللّهُ أَن يَهْدِيَهُ
يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ
صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء
Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan
kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama)
Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit.” (QS. Al-An’am : 125)
Kehendak ini menuntut
terwujudnya yang dikehendaki. Terwujudnya yang dikehendaki ini bisa jadi
dikehendaki zatnya, dicintai Allah, karena mengandung kebaikan seperti
penciptaan para nabi dan orang shaleh, begitu juga seluruh sifat keutamaan dan
kebaikan. Atau bisa jadi yang dikehendaki itu adalah sesuatu yang lain. Ini
digunakan pada kekufuran, kejahatan, dan dosa. Semuanya itu tidak dikehendaki
zatnya, tapi yang dikehendaki adalah sesuatu yang lain yang dicintai Allah.
Allah berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي
عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum : 41).
Ini adalah dalil
adanya hikmah dalam semua perbuatan dan hukum Allah. Semua perbuatan dan
syari’at-Nya mempunyai hikmah dan tujuan walaupun tidak dilaksanakan oleh
manusia secara optimal.
2.
Iradah syar’iyyah (الإرادة الشرعية)
Yaitu
kehendak Allah pada perintah agama dan syari’at. Karena kehendak ini, Allah
mengutus para rasul dan menurunkan kitab. Kehendak ini tidak mesti terwujudnya
yang dikehendaki sekalipun dicintai Allah kecuali jika berbarengan dengan
iradah kauniyyah. Iradah syar’iyyah ini merupakan dalil yang jelas bahwa Allah
tidak memerintahkan, tidak menyukai, dan tidak meridhai kekufuran, kesesatan,
kemaksiatan, dan dosa, sekalipun menghendaki penciptaannya. Juga merupakan
dalil bahwa Allah menyukai dan meridhai semua yang berkaitan dengan perintah
agama. Allah memberikan pahala kepada pelakunya, memasukkan ke dalam surga,
menolong mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Di
antara dalil iradah syar’iyyah adalah :
Firman
Allah :
يُرِيدُ
اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. (QS. Al-Baqarah : 185)
Firman
Allah :
مَا يُرِيدُ اللّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, (QS. Al-Maidah : 6)
Firman
Allah :
وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ
عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ
الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً عَظِيمًا
Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa
nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (QS. An-Nisa’ : 27)
(والله
أعلم بالصواب)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar