TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TAFSIR
QS. AZ-DZARIYAT : 56; ALI IMRON : 137-139
(oleh : H. Asnin syafiuddin, Lc. MA)
I. TAFSIR SURAT ADZ-DZARIYAT : 56
A. TEKS AYAT
وَما خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
B. ARTI MUFRODAT
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ : melainkan supaya mereka mengenal-ku dan beribadahkepada-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka.
C. TERJEMAH AYAT
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
D. MUNASABAH AYAT
Pada ayat sebelumnya Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk member peringatan. Dan pada ayat Allah menyebutkan bahwa di antara peringatan itu ialah bahwa Allah menciptakan jin dan manusia untukberibadah kepada-Nya.
E. PENJELASAN AYAT
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT tidaklah menjadikan jin dan manusia melainkan untuk mengenal-Nya dan supaya beribadah kepada-Nya. Hal ini diterangkan juga dalam hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Mujahid, yang berbunyi sebagai berikut:
كنت كنزا مخفيا فأردت أن أُعْرَفَ فخلقت الخلق فبي عرفوني
Aku laksana perbendaharaan yang tersembunyi, lalu Aku ingin supaya diketahui, maka kujadikanlah makhluk, maka dengan adanya (ciptaan-Ku) itulah mereka mengetahui-Ku.
(lihat Tafsir AI Maragi hal. 13, juz 27, jilid IX).
(lihat Tafsir AI Maragi hal. 13, juz 27, jilid IX).
Juga sesuai dengan firman Allah SWT:
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Tidaklah mereka itu diperintahkan untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Q.S. At Taubah: 31)
Pendapat tersebut sama dengan pendapat Az-Zajjaj, tetapi ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa maksud ayat tersebut ialah bahwa Allah SWT tidak menjadikan jin dan manusia kecuali untuk tunduk kepada-Nya dan untuk merendahkan diri. Maka setiap makhluk, baik jin atau manusia wajib tunduk kepada peraturan Allah, merendahkan diri terhadap kehendak-Nya. Menerima apa yang Ia takdirkan, mereka dijadikan atas kehendak-Nya dan diberi rezeki sesuai dengan apa yang telah Ia tentukan. Tak seorang pun yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan mudarat karena kesemuanya adalah dengan kehendak Allah SWT.
F. PELAJARAN AYAT
Tujua utama diciptakannya jin dan manusia adalah supaya mereka mengenal Allah dan beribadah hanya kepada-Nya.
G. NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AYAT
Mengenal Allah dan beribadah kepada-Nya sepatutnya dijadikan tujuan utama pendidikan.
II. TAFSIR SURAT ALI Imron : 137-139
A. TEKS AYAT
قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (137) هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ (138) وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (139)
B. ARTI MUFRODAT
قَدْ خَلَتْ : telah berlalu
سُنَنٌ : sunnah-sunnah Allah, maksudnya cara-cara Allah dalam menhadapi orang-orang kafir, yaitu memberi tempo kepada mereka kemudian menyiksanya.
وَهُدىً : petunjuk, yaitu petunjuk dari kesesatan dan memberikan arahan ke jalan yang benar dan lurus.
وَمَوْعِظَةٌ : pelajaran, yaitu yang dapat melunakkan hati untuk berpegang teguh pada ketaatan.
وَلا تَهِنُوا : janganlah kamu bersikap lemah (dalam memerangi orang kafir)
وَلا تَحْزَنُوا : dan janganlah (pula) kamu bersedih hati.
وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ : padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya).
إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ : jika kamu orang-orang yang beriman (sesungguhnya).
C. TERJEMAH AYAT
137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
138. (Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
D. MUNASABAH AYAT
Sesungguhnya yang terjadi pada peristiwa perang Badar dan Uhud dan balasan bagi orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir adalah merupakan sunnatullah pada makhluknya dengan menjelaskan hikmah dalam kemenangan dan kekalahan. Kebenaran pasti menang atas kebatilan sekalipun waktunya panjang. Hal itu telah terjadi pada pengikut para Nabi dan Rasul terdahulu. Kemenangan diberikan kepada mereka, sementara orang-orang kafir mendapatkan kebinasaan. Hal itu sebagaimana dijanjikan Allah kepada para Rasul-Nya : [وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنا لِعِبادِنَا الْمُرْسَلِينَ، إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ، وَإِنَّ جُنْدَنا لَهُمُ الْغالِبُونَ / Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang. (QS. Ash-Shaffat:171-173)].
E. PENJELASAN AYAT
[قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ / Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS.Ali Imron : 137)].
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa sunah Nya (ketentuan yang berlaku) terhadap makhluk- Nya, semenjak umat-umat dahulu kala sebelum umat Nabi Muhammad saw. tetap berlaku sampai sekarang.
Oleh karena itu. kita dituntun supaya melakukan perjalanan dan penyelidikan di bumi, sehingga kita dapat sampai kepada suatu kesimpulan, bahwa Allah dalam ketentuan-Nya telah mengikatkan antara sebab dengan musababnya. Misalnya kalau seseorang ingin jaya, maka ia harus mengusahakan sebab-sebab yang biasa membawa kepada kejayaan. Kalau ingin menang dalam peperangan hendaklah dipersiapkan segala sebab untuk mendapatkan kemenangan, baik dari segi materinya maupun dari segi taktik dan sebagainya. Kalau ingin bahagia di dunia dan akhirat, perbuatlah sebab-sebab untuk memperolehnya, dan demikiaanlah seterusnya.
Pada ayat 137 ini, Allah menyuruh kita menyelidiki dan memperhatikan sebab-sebab ditimpakannya azab kepada orang-orang yang mendustakan kebenaran.
Oleh karena itu. kita dituntun supaya melakukan perjalanan dan penyelidikan di bumi, sehingga kita dapat sampai kepada suatu kesimpulan, bahwa Allah dalam ketentuan-Nya telah mengikatkan antara sebab dengan musababnya. Misalnya kalau seseorang ingin jaya, maka ia harus mengusahakan sebab-sebab yang biasa membawa kepada kejayaan. Kalau ingin menang dalam peperangan hendaklah dipersiapkan segala sebab untuk mendapatkan kemenangan, baik dari segi materinya maupun dari segi taktik dan sebagainya. Kalau ingin bahagia di dunia dan akhirat, perbuatlah sebab-sebab untuk memperolehnya, dan demikiaanlah seterusnya.
Pada ayat 137 ini, Allah menyuruh kita menyelidiki dan memperhatikan sebab-sebab ditimpakannya azab kepada orang-orang yang mendustakan kebenaran.
[هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ /(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.(QS. Ali Imron : 138)].
Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa apa yang tersebut pada ayat 137 adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran orang-orang bertakwa.
Ulama tafsir mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah: memperingatkan kaum muslimin bahwa kekalahan mereka pada perang Uhud adalah pelajaran bagi orang-orang Islam, tentang berlakunya ketentuan sunah Allah itu.
Mereka menang pada perang Badar, karena mereka menjalankan dan mematuhi perintah Nabi saw. Pada perang Uhud pun mereka hampir saja memperoleh kemenangan tetapi oleh karena mereka lalai dan tidak lagi mematuhi perintah Nabi saw. akhirnya mereka terkepung dan diserang tentara musuh yang jauh lebih banyak jumlahnya, sehingga bergelimpanganlah puluhan kurban syuhada dari kaum muslimin, dan Nabi sendiri menderita luka dan pecah salah satu giginya.
Ulama tafsir mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah: memperingatkan kaum muslimin bahwa kekalahan mereka pada perang Uhud adalah pelajaran bagi orang-orang Islam, tentang berlakunya ketentuan sunah Allah itu.
Mereka menang pada perang Badar, karena mereka menjalankan dan mematuhi perintah Nabi saw. Pada perang Uhud pun mereka hampir saja memperoleh kemenangan tetapi oleh karena mereka lalai dan tidak lagi mematuhi perintah Nabi saw. akhirnya mereka terkepung dan diserang tentara musuh yang jauh lebih banyak jumlahnya, sehingga bergelimpanganlah puluhan kurban syuhada dari kaum muslimin, dan Nabi sendiri menderita luka dan pecah salah satu giginya.
[وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ / Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.QS. Ali Imron : 139)]
Ayat ini menghendaki agar kaum muslimin jangan bersifat lemah dan bersedih hati, meskipun mereka mengalami kekalahan dan penderitaan yang cukup pahit pada perang Uhud, karena kalah atau menang dalam sesuatu peperangan adalah soal biasa yang termasuk dalam ketentuan Allah. Yang demikian itu hendaklah dijadikan pelajaran. Kaum muslimin dalam peperangan sebenarnya mempunyai mental yang kuat dan semangat yang tinggi jika mereka benar-benar beriman.
F. PELAJARAN AYAT
1. Akibat orang-orang yang mendustakan kebenaran adalah kerugian dan penderitaan.
2. Ayat-ayat al-Qur’an mengandung petunjuk, penjelasan, dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa.
3. Orang-orang yang beriman mempunyai derajat yang tinggi di dunia dan akhirat.
G. NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AYAT
1. Mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa sejarah masa lalu.
2. Menanamkan mental spiritual dalam menghadapi lika-liku kehidupan.
(والله أعلم بالصواب)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar