Senin, 02 April 2012

Dusta

KADZIB (DUSTA)

   A.    Pengertian kadzib (dusta)
 Kadzib (dusta) adalah lawan dari shidiq (jujur). Kalau shidiq diartikan kesesuaian antara ucapan dengan hati nurani dan kenyataan  yang diucapkan secara terpadu, maka kadzib atau dusta ketidak sesuaian antara ucapan dengan hati nurani dan kenyataan yang diucapkan secara terpadu. Ada yang mengartikan dusta dengan ketidak sesuaian ucapan dengan kenyataan yang diucapkan. Ini kurang tepat karena orang-orang munafik dikatakan dusta padahal apa yang mereka katakan bahwa Muhammad itu Rasulullah adalah benar. Mereka dikatakan dusta karena apa yang mereka ucapkan tidak sesuai dengan hati nurani mereka. Allah swt berfirman :  إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.  (QS. Al-Munafiqun : 1) 

B.    Tercelanya kadzib (dusta)  
1.    Termasuk sifat orang-orang kafir dan munafik. إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ Firman Alah : Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (QS.an-Nahl : 105).  Baca juga QS. Al-Munafiqun : 1)
 2.    Merupakan sifat dasar segala sifat tercela. Sabda Rasululah saw. : عَن ابْنِ مَسْعُودٍ رضي اللَّه عنه عن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ الصَّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ ليصْدُقُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقاً ، وإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفجُورِ وَإِنَّ الفجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّاباً » متفقٌ عليه .  Dari Ibnu Mas'ud r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya shidiq akan menentukan kepada perbutan birr (kebaikan), dan sesungguhnya kebaikan akan menuntun  ke surga.  Seseorang itu sungguh melakukan kebanaran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang ahli melakukan kebenaran. Dan sesungguhnya berdusta itu menuntun kepada penyimpangan dan sesungguhnya penyimpangan itu  menjerumuskan  kepada neraka. Seseorang sungguh  berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang ahli berdusta." (Muttafaq 'alaih)
 3.    Allah menghukum sesat orang-orang yang dusta. Firman Allah : إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ  “Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar...”. (QS. Az-Zumar : 3)  4.    Allah mengancam orang-orang yang dusta dengan siksa yang pedih pada hari kiamat. Firman Allah : وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْمُتَكَبِّرِينَ  “Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri? “ (QS. Az-Zumar : 60) 

 C.    Macam-macam kadzib 
 1.    Khianat Firman Allah :  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”  (QS. Al-Anfal : 27)  2.    Melanggarjanji Sabda Rasulullah saw. : آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ   “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat”. (HR. Muslim)
 3.    Kesaksian palsu  عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَال كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَوْ قَوْلُ الزُّورِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ  Dari Abdur Rahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya ra, ia berkata : Kami berada di sisi Rasulullah saw, lalu beliau  bersabda: "Tidakkah engkau semua suka saya beritahukan perihal sebesar-besarnya dosa besar?" Beliau menyabdakan ini sampai tiga kali. Yaitu :  "Menyekutukan Allah, durhaka  kepada kedua orangtua, dan kesaksian palsu atauperkataan palsu." Semula beliau saw. bersandar lalu duduk kemudian beliau mengulang-ulangnya sampai kami berkata : Mudah-mudahan beliau diam.  (Muttafaq 'alaih)  4.    Mengadu domba Firman Allah :  وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ (10) هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ (11) مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ (12) عُتُلٍّ بَعْدَ ذَلِكَ زَنِيمٍ (13) 10. dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, 11. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, 12. yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, 13. yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, (QS. Al-Qalam:10-13)
 5.    Buhtan (berita bohong) Firman Allah :  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. “. (QS. Al-Hujurat : 6) 

D.    Dispensasi kadizib  
1.    Dusta dalam peperangan
2.    Mendamaikan dua orang yang berselisih
3.    Seorang suami menyenangkan isteinya atau sebaliknya.
Dalam Hadits : عَنْ أُمَّ كُلْثُومٍ بِنْتَ عُقْبَةَ أَنَّهَا سَمِعَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيْسَ الْكَذَّابُ الَّذِي يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ فَيَنْمِي خَيْرًا أَوْ يَقُولُ خَيْرًا .  وَقَالَتْ لَمْ أَسْمَعْهُ يُرَخِّصُ فِي شَيْءٍ مِمَّا يَقُولُ النَّاسُ إِلَّا فِي ثَلَاثٍ فِي الْحَرْبِ وَالْإِصْلَاحِ بَيْنَ النَّاسِ وَحَدِيثِ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ وَحَدِيثِ الْمَرْأَةِ زَوْجَهَا  Dari Ummu Kultsum binti Uqbah ra, ia mendengar Rasulullah saw bersabda : “Tidak termasuk pendusta orang yang mendamaikan orang-orang,  lalu ia menceritakan perkataan yang baik, atau mengatakan yang baik. Ummu Kultsum berkata : Saya tidak pernah mendengar Rasulullah saw memberikan dispensasi pada perkataan manusia kecuali dalam tiga hal : peperangan, mendamaikan manusia, pembicaraan seorang laki-laki terhadap isterinya dan pembicaraan seorang perempuan terhadapmsuaminya. (HR. Muslim)

  (والله أعلم بالصواب)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar