IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT
A.
Kewajiban Mngimani Kitab-Kitab Samawi Dan
Dalilnya
Kitab-kitab samawi yang disebutkan dalam al-Qur’an dan wajib
mengimaninya secara tertib dapat disebutkan sebagai berikut:
1.
Shuhuf nabi Ibrahim
‘alaihissalam. Firman Allah :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (14) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
(15) بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (16) وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
(17) إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى (18) صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى
(19)
Sesungguhnya beruntunglah orang
yang membersihkan diri (dengan beriman), Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia
sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang
kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang
kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya Ini benar-benar terdapat dalam
kitab-kitab yang dahulu, (yaitu)
kitab-kitab Ibrahim dan Musa. (QS. Al-A’la/87:14-19)
2.
Taurat. Firman Allah
:
إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ
يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ
وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ
فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Sesungguhnya
kami Telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh
nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan
pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab
Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut
kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar
ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. barangsiapa yang tidak memutuskan
menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang
kafir. (QS. Al-Maidah/5:44)
3.
Zabur . Firman Allah
:
وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا
بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَى بَعْضٍ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
Dan Tuhan-mu
lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. dan Sesungguhnya Telah
kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami
berikan Zabur kepada Daud. (QS. Al-Isra’/17:55)
4.
Injil. Firman Allah
:
وَقَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ
مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ
هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً
لِلْمُتَّقِينَ
Dan kami
iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. dan kami Telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Maidah/5 : 46)
5.
Al-Qur’an al-Karim.
Firman Allah :
ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ
Qaaf,
demi Al Qur’an yang sangat mulia.(QS.
Qaaf/50 : 1)
Dalil wajib
beriman kepada kitab
Dalam al-Qur’an dalil
wajib beriman kepada kitab dapat diklasifikasikan menjadi tiga :
1.
Perintah beriman kepada kitab. Firman Allah :
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا
وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ
وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ
بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Katakanlah (hai
orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan
anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. kami tidak membeda-bedakan seorangpun
diantara mereka dan kami Hanya tunduk patuh kepada-Nya". (QS. Al-Baqarah/(2 :136)
Firman Allah yang lain :
قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى
إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ
مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ
وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Katakanlah:
"Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada Kami dan
yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan
apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan Para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah Kami
menyerahkan diri." (QS. Ali
Imran/3 : 84).
2.
Beriman kepada kitab adalah bagian dari sifat orang mu’min. Firman
Allah :
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ
وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا
نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ
رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Rasul Telah
beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula
orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari
rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami
taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali." (QS.
Al-Baqarah/2-:285)
3.
Tidak beriman kepada kitab-kitab secara keseluruhan atau sebagian
merupakan sifat orang kafir. Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ
مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada
Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang
itu Telah sesat sejauh-jauhnya.
(QS. An-Nisa’/4:136).
Firman Allah yang lain :
بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا
بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ
مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ
(90) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا
أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا
مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
(91)
Alangkah
buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran
kepada apa yang Telah diturunkan Allah, Karena dengki bahwa Allah menurunkan
karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena
itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. dan untuk orang-orang
kafir siksaan yang menghinakan. Dan
apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan
Allah," mereka berkata: "Kami Hanya beriman kepada apa yang
diturunkan kepada kami". dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan
sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa
yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi
Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?". (QS. Al-Baqarah/2:90-91)
Sedangkan dalil hadits
di antaranya adalah hadits Jibril.
B. Kandungan Kitab-Kitab Samawi
Secara garis besar
kitab-kitab samawi mengandung tiga hal pokok, yaitu :
1.
Perintah menyembah hanya kepada Allah. Firman Allah :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ
وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sungguhnya
kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu". (QS. An-Nahl/16 :
36)
Firman Allah
yang lain :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ
أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan kami tidak
mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah
olehmu sekalian akan aku". (QS.
Al-Anbiya’/21:25)
2.
Menegakkan syari’at. Firman Allah :
شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا
وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى
أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا
تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ
مَنْ يُنِيبُ
Dia Telah
mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu
berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu
seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali
(kepada-Nya).(QS. Asy-Syura’/42:13)
3.
Memperingatkan manusia akan hari akhirat. Firman Allah :
رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ
مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ لِيُنْذِرَ يَوْمَ التَّلَاقِ
(15) يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ
الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ (16) الْيَوْمَ تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا
كَسَبَتْ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (17)
(Dialah) yang
Maha Tinggi derajat-Nya, yang mempunyai 'Arsy, yang mengutus Jibril dengan
(membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan
(hari kiamat). (yaitu) hari (ketika)
mereka keluar (dari kubur); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi
bagi Allah. (lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari
ini?" kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Pada hari Ini tiap-tiap jiwa diberi balasan
dengan apa yang diusahakannya. tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya
Allah amat cepat hisabnya. (QS.
Ghafir/40:15-17).
C. Penyimpangan (Tahrif) Kitab–Kitab Samawi
Terdahulu
Dalam Al-Qur’an Allah
menjelaskan kepada kita bahwa para ahli kitab telah merubah dan menyimpangkan
kitab-kitab mereka, baik kaum Yahudi, maupun
Nasrani . Tentang kaum Yahudi Allah berfirman :
مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ
سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ
وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ
وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ
فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا
Yaitu orang-orang Yahudi,
mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. mereka Berkata : "Kami
mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. dan (mereka mengatakan
pula) : "Dengarlah" sedang kamu Sebenarnya tidak mendengar apa-apa.
dan (mereka mengatakan) : "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya
dan mencela agama. sekiranya mereka mengatakan : "Kami mendengar dan
menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik
bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, Karena
kekafiran mereka. mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. (QS.
An-Nisa’/4 : 46).
Sedangkan tentang kaum Nasrani, Allah berfirman :
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ
مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ
وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Sesungguhnya diantara
mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al kitab, supaya kamu
menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al kitab, padahal ia bukan dari Al
Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi
Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. mereka Berkata dusta terhadap
Allah sedang mereka Mengetahui. (QS. Ali Imran/3 : 78)
Beberapa bentuk tahrif
(penyimpangan/perubahan ) antara lain :
1.
Tahrif (menyelewengkan) makna, sedangkan lafadznya masih tetap. Misalnya kitab Taurat menyebutkan
tentang haramnya hukum riba dan kewajiban melaksanakan amanat dalam
bermua’malah sesama manusia. Tetapi orang-orang Yahudi melakukan riba dalam
bermua’malah serta mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan
sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an :
فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ
طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا (160) وَأَخْذِهِمُ
الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا
لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (161)
Maka
disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan)
yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan Karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah
dilarang daripadanya, dan Karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan
yang batil. kami Telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara
mereka itu siksa yang pedih. (QS.
An-Nisa’/4:160-161).
Kemudian
mereka menyelewengkan makna dalam Taurat dengan ucapannya:” Sesungguhnya riba
itu tidak diperbolehkan dalam bertransaksi/mu’amalah dengan sesama bangsa
Yahudi, dan wajib melaksanakan amanat dalam bertransaksi sesama mereka. Adapun
bertransaksi dengan selain bangsa Yahudi maka diperbolehkan melakukan riba
serta memakan hartanya.” Firman Allah :
وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ
يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ
إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا
فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Di
antara ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang
banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu
mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika
kamu selalu menagihnya. yang demikian itu lantaran mereka mengatakan:
"Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi[206]. mereka Berkata
dusta terhadap Allah, padahal mereka Mengetahui. (QS. Ali-Imran/3: 75)
2.
Tahrif (penyelewengan) dengan cara merubah dan menambah. Bangsa
Yahudi menambah-nambah Taurat dengan berbagai cerita dan dongeng yang
sangat kontradiksi dengan aqidah/keyakinan yang benar tentang Allah dan para
rasul, di mana di dalamnya terdapat penyamaan Allah dengan manusia,
menjelek-jelekkan para nabi dengan menyandarkan sifat yang mengurangi kemuliaan
nabi dan bertentangan dengan kehormatannya.
Contoh:
-
Ucapan mereka tentang Allah, bahwa Allah merasa khawatir akan
kekuasaan-Nya setelah dimakannya pohon haram yang menurut mereka sebagai pohon
“ma’rifah” (pengetahuan). Lalu Allah khawatir bila nanti manusia juga akan
memakan “pohon kehidupan “ (syajaroh al-hayah ), sehingga manusia dapat hidup
abadi. Oleh karena itu Allah mengusirnya dari surga. Kemudian, Dia membuat
benteng yang kuat di sekitar pohon kehidupan tersebut agar manusia tidak dapat
sampai kepadanya.
-
Allah murka kepada Bani Israil
karena banyaknya dosa yang dilakukan, kemudian Allah bersumpah akan
menghancurkan mereka, lalu nabi Musa memohon untuk mengurungkan niat tersebut
hingga pada akhirnya Allah pun mengampuni dan menyesali niat-Nya yang akan membinasakan Bani Israil
tersebut.
- Ucapan mereka yang menginjak–injak kehormatan
para nabi, antara lian :
a.
Nabi Ibrahim alaihissalam adalah pendusta.
b.
Nabi Luth melakukan perzinahan dengan anaknya.
c.
Nabi Harunlah yang mengajak Bani Israil menyembah anak sapi.
d.
Nabi Daud pernah berzina.
e.
Nabi Sulaiman menyembah berhala karena menyenangkan isterinya.
Sedangkan
dalam Injil, orang-orang Nasrani menganggap Nabi Isa adalah anak Allah
sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ
الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ
رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ
الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (72) لَقَدْ
كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا
إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا
مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (73)
Sesungguhnya
Telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al
masih putera Maryam", padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani
Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun. Sesungguhnya
kafirlah orang0orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari
yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa.
jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang
yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (QS. Al-Maidah/5 :
72-73)
Al-Qur’an
menjawab mereka :
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ
قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ
مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ
عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ
عَلَّامُ الْغُيُوبِ (116) مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا
اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا
تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
(117)
Dan
(Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu
mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah Aku dan ibuku dua orang Tuhan
selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika Aku pernah mengatakan
Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan Aku tidak
mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui
perkara yang ghaib-ghaib". Aku
tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan
kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan
Tuhanmu", dan adalah Aku menjadi saksi terhadap mereka, selama Aku berada
di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang Mengawasi
mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu. (QS. Al-Maidah/5:116-117)
Di
antara bukti penyelewengan injil :
-
Adanya pertentangan di antara empat injil.
-
Pihak gereja melarang menggunakan Injil Barnabas yang di dalamnya ada
penjelasan bahwa Nabi Isa adalah sebagai rasul, bukan sebagai Tuhan, juga ada
berita tentang diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam setelahnya.
3.
Tahrif dengan cara menyembunyikan.
a.
Menyembunyikan hukum syari’at
Dari Abdullah bin Ummar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahi
‘alaihi wasallam didatangi seoarang laki-laki dan seorang perempuan Yahudi yang telah berzina.
Rasulullah pun pergi hingga mendatangi kaum Yahudi. Nabi berkata: “Apa yang
kalian temukan dalam taurat tentang zina ? Mereka menjawab : “Wajah kedua
pelaku zina dihitamkan serta disumpah dan diarak “ . Nabi berkata :”Bawalah
Taurat jika kalian memang benar“. Lalu mereka datang dengan Taurat kemudian
membacanya hingga ketika lewat pada ayat tentang hukum rajam tersebut, orang
yang membacanya meletakkan tangannya di atas ayat tentang hukuman rajam
tersebut dan hanya membaca ayat antara depan dan belakang tangannya. Maka
Abdullah bin Salam pun yang saat itu bersama Rasulullah berkata : “Perintahkanlah
ia dan angkatlah tangannya!”. Maka diangkatlah tangannya dan ternyata di
bawahnya terdapat ayat tentang hukum rajam. Maka Rasulullah pun memerintahkan
kedua pelaku dengan hukum rajam”. (HR Buhkari dan Muslim, sedangkan lafaznya
riwayat Muslim)
b. Menyembunyikan isyarat
berita diutusnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mereka berusaha
menghapus segala nash yang menyebutkan secara tegas tentang Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kitab mereka serta menyembunyikannya dari
manusia. Namun demikian, isyarat-isyarat tentang itu masih tetap ada dalam
kitab Taurat dan Injil yang tidak dapat ditafsirkan ke pengertian lain kecuali
tentang kedatangan Rasulullah. Firman Allah :
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ
اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا
بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ
قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan (Ingatlah)
ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah
utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi
khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku,
yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada
mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah
sihir yang nyata." (QS.
Shaf/61 : 6)
Pada tahun 1365 H/ 1945
M harian Al-Ahram di Mesir menurunkan berita pada salah satu halamannya : Telah
ditemukan di Dir San Katreen Sinai satu manuskrip Taurat lama yang di dalamnya
menyebutkan tentang Nabi Muhammad SAW, kemudian manuskrip ini hilang dan tidak
ditemukan lagi”.
D. Kedudukan Al Qur’an di antara Kitab-kitab
terdahulu
Kedudukan al-Qur’an di
antara kitab-kitab terdahulu dapat disimpulkan dalam beberapa hal di bawah ini
:
1. Al- Qur’an menghapus kitab terdahulu, baik
secara lafadz maupun hukum, karena :
a.
Di dalam kitab-kitab tersebut terjadi tahrif (penyimpangan dan
perubahan).
b.
Hukumnya bersifat khusus bagi kaum Israil dan terbatas pada zaman tertentu.
Dalil tentang Al-Qur’an
menghapus kitab terdahulu adalah perintah Allah Ta’ala kepada Rasul agar
berhukum dengan Al-Qur’an dalam memutuskan perkara manusia yang berbeda
agamanya. Firman Allah :
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ
النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا
Sesungguhnya kami
Telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili
antara manusia dengan apa yang Telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah
kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), Karena (membela)
orang-orang yang khianat. (QS. An-Nisa’/4 : 105)
2.
Sifat isinya yang merangkum kitab-kitab terdahulu. Firman Allah :
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ
يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ
اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا
مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً
وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ
مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Dan
kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat
diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu, (QS. Al-Maidah/5:48).
3.
Sifatnya yang umum bagi seluruh manusia di setiap tempat dan waktu. Firman Allah :
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ
عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
Maha
Suci Allah yang Telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, (QS. Al-Furqan/25:1)
4.
Al-Qur’an mencakup dasar-dasar petunjuk manusia beserta
cabang-cabangnya. Firman Allah :
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا
مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ
مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ (15) يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ
سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ
إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (16)
Hai ahli kitab, Sesungguhnya Telah
datang kepadamu Rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang
kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya Telah
datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab Itulah Allah menunjuki
orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan
Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada
cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan
yang lurus. (QS. Al-Maidah/5:15-16).
5.
Allah berjanji akan menjaganya. Firman Allah :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ
وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar
memeliharanya. (QS. Al-Hijr/15:9).
Adapun wujud janji Allah
tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Adanya umat yang kuat hafalannya.
b.
Menghafalnya mudah. Firman Alah :
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ
لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
Dan
Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang
yang mengambil pelajaran? (QS.
Al-Qamar/54:17)
c.
Adanya umat yang mapan di muka bumi
d.
Adanya para penghafal dalam setiap abad yang mengecek dengan detail
setiap tulisan yang ditulis
dalam lembaran-lembaran.
E. Konsekwensi Iman kepada Al-Qur’an
Setelah diuraikan di
atas bahwa kitab-kitab terdahulu telah
mengalamai penyimpangan bahkan di antara kitab-kitab itu sudah tidak ada wujudnya lagi, maka seorang mukmin
harus beriman bahwa hanya al-Qur’an lah satu-satunya kitab Allah yang musih murni yang bisa dijadikan pedoman
hidup. Namun keimanan ini tidak cukup hanya diucapkan, melainkan menuntut
adanya konsekwensi. Konsekwensi itu adalah :
1.
Mempelajari dan mengajarkannya, baik secara tilawah, memahami,
melaksanakan dan menghafal. Firman
Allah :
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ
وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ
اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا
كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
Tidak wajar
bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-kitab, hikmah dan
kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata):
"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, Karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.(QS. Ali Imran/3:79)
Sabda Rasulullah saw. :
خَيْرُكُمْ مَنْ
تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik kalian adalah orang yang
mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi)
2.
Menjadikannya sebagai pedoman membina
jiwa dan diri. Firman Allah :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ
لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Hai manusia, Sesungguhnya Telah
datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit
(yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman. (QS. Yunus/10 : 57)
3.
Menerima dan tunduk akan hukum-hukumnya. Firman Allah :
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
Dan tidaklah
patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin,
apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai
Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata. (QS.
Al-Ahzab/33 : 36)
Firman Allah
yang lain :
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ
فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ
وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Maka demi
Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. An-Nisa’/4 : 65)
4.
Mengajak / mendakwahkan orang lain kepada AlQur’an. Firman Allah :
إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ
فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ
هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ
وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا
بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ
هُمُ الْكَافِرُونَ (44) وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ
وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنْفَ بِالْأَنْفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ
بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ
لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (45) وَقَفَّيْنَا
عَلَى آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ
وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ
مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ (46) وَلْيَحْكُمْ أَهْلُ الْإِنْجِيلِ
بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ
هُمُ الْفَاسِقُونَ (47)
Sesungguhnya kami Telah menurunkan
Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang
dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang
menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka
menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia,
(tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan
harga yang sedikit. barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
Dan kami Telah tetapkan terhadap
mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata
dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi,
dan luka luka (pun) ada kisasnya. barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya,
Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. barangsiapa tidak
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah
orang-orang yang zalim.
Dan kami iringkan jejak mereka
(nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang
sebelumnya, yaitu: Taurat. dan kami Telah memberikan kepadanya Kitab Injil
sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. dan menjadi petunjuk
serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
Dan hendaklah orang-orang pengikut
Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya.
barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka
mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Maidah/5:44-47)
5.
Membumikannya (menegakkannya di atas permukaan bumi .Firman Allah :
اللَّهُ الَّذِي أَنْزَلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ وَالْمِيزَانَ وَمَا
يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيبٌ
Allah-lah yang menurunkan Kitab dengan
(membawa) kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan). dan tahukah kamu, boleh
jadi hari kiamat itu (sudah) dekat ? (QS. Asy-Syura’/42:17)
F. Pengaruh Beriman Kepada Kitab-Kitab
1.
Mengetahui bagaimana pedulinya Allah terhadap hamba-Nya dengan
menurunkan kitab sebagai petunjuk bagi seluruh umat.
2.
Mengetahui hikmah dan kebijakan Allah dalam memberikan hukum yang
selalu sesuai dengan tabiat dan kondisi umat manusia. Firman Allah :
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا
لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ
بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ
لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ
أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Dan kami Telah
turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421]
terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422],
kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah
kamu perselisihkan itu. (QS.
Al-Maidah/5:48).
3.
Bersyukur kepada Allah.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar