IMAN
KEPADA PARA RASUL (1)
A. Wajib Beriman Kepada Para
Rasul
Iman kepada para
Rasul adalah termasuk salah satu rukun
iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin sehingga ia mengimani bahwa
Allah telah mengutus beberapa orang Rasul kepada manusia untuk menyampaikan
kebenaran dari Allah, menyampaikan berita gembira dan berita takut dan
menjelaskan hakekat agama kepada mereka. Demikian juga seseorang tidak
dikatakan muslim dan mukmin sebelum ia mengimani seluruh Rasul, tidak
membeda-bedakan seorang Rasulpun di antara mereka dan mengimani bahwa mereka
semua membawa kebenaran dari Allah.
Wajibnya beriman kepada
para Rasul ditegaskan dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta diperkuat dengan
fakta sejarah. Firman Allah :
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ
وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timir dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi…” ( QS. Al-Baqarah/2 : 177 )
Lihat juga QS. Al-Baqarah : 285,
An-Nisa’ : 136, 150-152.
Dalam hadits, Rasulullah saw ketika ditanya Malaikat
Jibril tentang iman menjawab :
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَاِئكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الأَخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ
“ Yaitu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir, dan engkau beriman kepada
takdir, yang baik maupun yang buruk “ ( HR. Bukhari dan Muslim )
Di samping dalil
Al-Qur’an dan Al-Hadits yang menegaskan wajibnya beriman kepada para Rasul,
sejarahpun telah membuktikan bahwa umat manusia sepanjang sejarahnya dalam
keadaan sesat tentang Tuhannya tanpa adanya bimbingan rasul, baik dalam
pandangan tentang Tuhan maupun dalam beribadah kepada Tuhan.
Orang-orang Mesir Kuno
berpandangan bahwa Tuhan itu adalah Dewa Ra’ (Dewa Matahari). Orang Persia menganggap api itu adalah
Tuhan. Sementara Orang Yunani dan Romawi Kuno menganggap bahwa lembaga manusia yang mempunyai
keistimewaan-keistimewaan tertentu adalah Tuhan. Masih banyak pandangan umat
manusia yang berbeda-beda tentang Tuhan karena
tidak mendapatkan bimbingan Rasul.
Begitu juga umat manusia
telah sesat dalam beribadah kepada Tuhan, mereka memberikan simbol-simbol
ibadah kepada selain Allah, meminta dan mohon pertolongan kepada selain Allah,
menghalalkan dan mengharamkan di luar ketentuan Allah.
Dari dalil-dalil itu jelaslah
bahwa iman kepada para rasul merupakan rukun yang asasi dalam rukun iman,
karena sejarah telah membuktikan umat manusia mustahil mengenal dan beribadah
kepada Tuhannya secara benar tanpa bimbingan para Rasul.
B. Hakekat Kenabian dan Kerasulan
Kenabian dan kerasulan
adalah pilihan murni dari Allah, yang diberikan khusus kepada orang yang Dia
kehendaki, dan bukan sesuatu yang bisa diusahakan manusia melalui amal
perbuatan yang dilakukannya.
Dari pengertian di atas,
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama,
kenabian dan kerasulan adalah pilihan murni dari Allah sesuai
dengan firman Allah :
اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ
“ Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia “ (QS. Al-Hajj
:75)
Allah memilih
utusan-utusan-Nya dari manusia karena kerasulan merupakan tugas yang berat
sebagaimana Allah berfirman dalam surat
Al-Muzzammil/73 : 5 :
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
“ Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu
perkataan yang berat “.
Oleh karena itu manusia
tidak punya peran dalam menentukan kenabian dan kerasulan. Allah-lah yang lebih
tahu siapa yang berhak mendapat tugas kenabian dan kerasulan sekalipun manusia
berpendapat lain, karena Allah-lah yang lebih tahu tentang kehidupan manusia dan hanya Allah yang mampu
mengatur dan mengendalikannya. Firman Allah :
اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ
“ Allah lebih mengetahui di mana Dia
menempatkan tugas kerasulan “ (QS.
Al-An’am : 124). Lihat juga QS. Az-Zukhruf : 31-32.
Kedua, kenabian dan kerasulan khusus diberikan
Allah kepada orang yang Dia kehendaki. Jadi para Rasul adalah manusia pilihan
dan paling utama. Firman Allah :
وَإِنَّهُمْ عِنْدَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ الْأَخْيَارِ
Dan Sesungguhnya mereka pada sisi
kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (QS. Shad/38 : 47).
Begitu juga, tingkatan
mereka di atas tingkatan manusia biasa ; karena para rasul mendapatkan wahyu
sedangkan manusia biasa tidak. Firman Allah :
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا
إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
Katakanlah:
Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". (QS.
Al-Kahfi/18 : 110).
Ini dengan adanya perbedaan tingkatan di kalangan
para rasul sebagaimana disebutkan dalam firman Allah :
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ
Rasul-rasul
itu kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. (QS. Al-Baqarah/2 : 253).
Ketiga, Kenabian dan kerasulan semata-mata karunia
Allah, tidak bisa diperoleh dengan hasil usaha manusia. Tidak ada suatu
aktifitas tertentu yang dapat dilakukan seseorang untuk naik ke tingkat
kenabian walaupun dia menghabiskan seluruh
umurnya untuk itu.
C. Kebutuhan Manusia terhadap Rasul
Allah menciptakan manusia terdiri dari tiga
unsur : pisik, akal dan ruh (rohani). Ketiga
unsur ini mempunyai kebutuhan
masing-masing. Allah sebagai
pencipta manusia sudah barang tentu lebih tahu tentang kebutuhan manusia. Untuk
memenuhi kebutuhan pisik, Allah
menyediakan rezeki yang mudah didapat di permukaan bumi. Firman Allah :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا
فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah
bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari
rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al-Mulk/67
: 15) Baca juga : QS. Ibrahim/14 : 32-34).
Untuk memenuhi
kebutuhan akal, Allah memberikan manusia ilmu pengetahuan dan membekalinya
dengan berbagai media yang dibutuhkan untuk memperolehnya. Firman Allah :
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ
شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. (QS. an-Nahl/16
: 78). Baca juga : QS. Al-Baqarah/2 : 31, al-Isra’ /17 : 12).
Demikian juga Allah memenuhi kebutuhan rohani
manusia dengan memberikan hidayah (pedoman/petunjuk) untuk mengetahui dan
beribadah kepada khaliq (pencipta), pedoman hidup serta tujuan hidupnya di
dunia ini. Oleh karena itu Allah mengutus rasul kepada manusia untuk
menjelaskan dan menunjukkan kebenaran kepada mereka. Firman Allah :
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ رَسُولٌ
فَإِذَا جَاءَ رَسُولُهُمْ قُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Tiap-tiap
umat mempunyai rasul; Maka apabila Telah datang Rasul mereka, diberikanlah
Keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. (QS. Yunus/10 : 47) Baca juga : QS.
Fathir/35 : 24, An-Nahl/16 : 36).
Namun demikian, manusia bersikap sombong dan
mengira bahwa ia tidak membutuhkan pemberian Allah tersebut. Manusia mengira bahwa rezeki dan ilmu yang
diperolehnya karena usaha dan jerih payahnya sendiri. Demikian juga manusia
mengira bahwa ia tidak membutuhkan hidayah dari Allah dengan anggapan ia punya
akal yang dapat memikirkan kemaslahatannya. Anggapan manusia ini keliru karena
tiga hal :
1.
Akal adalah pemberian Allah yang harus ia syukuri dengan menggunakannya
sesuai dengan perintah Allah, yaitu berfikir tentang ciptaan Allah yang akan
membawanya untuk mengenal Allah Yang Maha Esa dan Maha Benar, beribdah dan taat
kepada-Nya.
2.
Akal manusia memiliki kemampuan yang sangat terbatas; karean akal
manusia hanya mengetahui fenomena-fenomena lahir dari alam ini, tetapi tidak
mengetahui secara detail dan mendalam
tentang seluk beluk alam ini. Sebagaimna juga akal manusia tidak mengetahui
hal-hal yang ghaib.
3.
Akal manusia kadang-kadang
didominasi hawa nafsu.
Oleh karena itu pedoman
hidup manusia yang paling tepat tidak mungkin datang kecuali dari Allah, karena :
1.
Hanya Allah-lah yang mengetahui secara utuh dan mendetail tentang eksistensi manusia , karena Allah-lah yang menciptakan
manusia. Firman Allah :
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ
وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Apakah Allah yang menciptakan itu
tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan dia Maha halus lagi
Maha Mengetahui?(QS. Al-Mulk/67
: 14)
2.
Hanya Allah-lah yang mengetahui segala sesuatu dalam kehidupan manusia
dan alam semesta. Firman Allah :
يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا
وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ الرَّحِيمُ الْغَفُورُ
(2) وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَأْتِينَا السَّاعَةُ قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتَأْتِيَنَّكُمْ
عَالِمِ الْغَيْبِ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا
فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
(3)
Dia mengetahui apa yang masuk ke
dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa
yang naik kepadanya. dan Dia-lah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun. Dan orang-orang yang kafir berkata:
"Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah:
"Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang ghaib, Sesungguhnya
kiamat itu pasti akan datang kepadamu. tidak ada tersembunyi daripada-Nya
sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula)
yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab
yang nyata (Lauh Mahfuzh)", (QS.
Saba ’/34 : 2-3).
3.
Allah Maha Kaya dan Maha Kuasa. Dalam menentukan syari’at, Dia
tidak membutuhkan sesuatu apapun dari manusia, Dia-lah yang memberikan segala sesuatu kepada
manusia. Firman Allah :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ
الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Hai manusia, kamulah yang
berkehendak kepada Allah; dan Allah dialah yang Maha Kaya (Tidak memerlukan
sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS.
Fathir/35 : 15)
(والله أعلم
بالصواب)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar