IMAN KEPADA
RASUL (2)
Pengantar
Pada
pembahasan Iman kepada Rasul (1) telah dipaparkan wajib iman kepada para
rasul dan dalilnya; makna dan
hakikat rasul; dan kebutuhan
manusia terhadap rasul. Berikut ini
akan dijelaskan tugas para Rasul, sifat para Rasul, dan konsekwensi iman kepada
Rasul.
D. Tugas Para Rasul
1.
Mengenalkan kepada manusia tentang khaliqnya dan mengajak mereka untuk
beribadah hanya kepada-Nya. Firman Allah menceritakan seruan Nabi Nuh, Hud,
Shaleh dan Syu’aeb kepada kaumnya :
يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ
مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ
"Wahai
kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." (QS. Al-A’raf/7
: 59, 65, 73, 85). Baca juga QS. al-Anbiya’/21 : 25.
2.
Mengajarkan manusia tentang ajaran dan pedoman yang benar. Firman Allah
:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ
يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Dia-lah
yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka
Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan yang nyata, (QS. al-Jumu’ah/62 : 2). Baca juga : QS.
al-Baqarah/2 : 129, 151, Ali Imran/3 : 164 )
3.
Membina dan mendidik manusia agar tetap istiqamah pada jalan yang benar. Hal itu karena pada
diri manusia terdapat hal-hal yang dapat
memalingkannya dari jalan yang benar, yaitu :
a.
Hawa nafsu. Firman Allah :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ
وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ
وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ
حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak,
harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(QS. Ali Imran/3 : 14)
b.
Sifat lupa. Firman Allah :
وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ
مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا
Dan
Sesungguhnya Telah kami perintahkan kepada Adam dahulu, Maka ia lupa (akan
perintah itu), dan tidak kami dapati padanya kemauan yang kuat. (QS. Thaha/20 :
115).
c.
Bisikan setan. Firman Allah :
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ
الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا
لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
Hai
anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia
Telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya
pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan
pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat
mereka. Sesungguhnya kami Telah menjadikan syaitan-syaitan itu
pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. al-A’raf/7 : 27)
4.
Memimpin umat. Firman Allah
menceritakan seruan Nabi Nuh, Hud, Sholeh, Luth dan Syu’aeb kepada
kaumnya :
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Maka bertakwalah kepada Allah dan
taatlah kepadaku. (QS.
asy-Syu’ara’/26 : 108, 126, 144, 163, 179). Baca juga : QS. al-Maidah/5 : 48,
an-Nur/24 : 51)
5.
Sebagai teladan bagi umat. Firman Allah :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya
Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS. al-Ahzab/33 : 21). Baca juga : QS. al-An’am/6 :
90).
6.
Mengingatkan adanya hari akhirat. Firman Allah :
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ
مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا
قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا
عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ
Hai
golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari
golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi
peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? mereka berkata:
"Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia Telah
menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka
adalah orang-orang yang kafir. (QS. al-An’am/6 : 130).
7.
Agar manusia tidak punya hujjah (argumentasi) di hadapan Allah. Firman
Allah :
رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ
لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللَّهُ
عَزِيزًا حَكِيمًا
(mereka
kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( QS. An-Nisa’/4:165)
E. Sifat Para Rasul
1.
Shidiq. Firman Allah :
وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ (44) لَأَخَذْنَا
مِنْهُ بِالْيَمِينِ (45) ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ (46) فَمَا مِنْكُمْ
مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ (47)
Seandainya dia (Muhammad)
mengadakan sebagian perkataan atas (nama) kami, Niscaya benar-benar kami pegang dia pada
tangan kanannya. Kemudian benar-benar
kami potong urat tali jantungnya. Maka
sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari
pemotongan urat nadi itu. (QS.
al-Haqqah/69 : 44-47)
2.
Tabligh. Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ
رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ
النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Hai
rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. al-Maidah/5 : 67. Baca juga : QS. al-A’raf/7 : 61-62, 67-68.)
3.
Amanah. Firman Allah :
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ
اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ
حَسِيبًا
(yaitu)
orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada
Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan. (QS. al-Ahzab/33 : 39)
4.
Fathanah. Firman Allah tentang :
-
Nabi Muhammad saw. :
لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ
بِهِ (16) إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ (17) فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ
قُرْآنَهُ (18)
Janganlah kamu
gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran Karena hendak cepat-cepat
(menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. (QS. al-Qiyamah/75 : 16-18)
-
Nabi Ibrahim as. :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ
أَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ
قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ
مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ وَاللَّهُ
لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Apakah
kamu tidak memperhatikan orang[163] yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya
(Allah) Karena Allah Telah memberikan kepada orang itu pemerintahan
(kekuasaan). ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang menghidupkan
dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan
mematikan".[164]Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan
matahari dari timur, Maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah
orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim.(QS. al-Baqarah/2 : 258). Baca juga QS. al-Anbiya’/21 : 51, 58-67).
-
Nabi Nuh as. :
قَالُوا يَا نُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا
فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
Mereka
Berkata "Hai Nuh, Sesungguhnya kamu Telah berbantah dengan kami, dan kamu
Telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, Maka datangkanlah kepada kami
azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang
benar". (QS. Hud/11 : 32)
5.
Tidak memiliki penyakit yang menjijikan. Firman Allah :
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ
وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (83) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ
ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى
لِلْعَابِدِينَ (84)
Dan
(ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku),
Sesungguhnya Aku Telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha
Penyayang di antara semua penyayang".
Maka kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu kami lenyapkan penyakit
yang ada padanya dan kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipat
gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi
peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QS. al-Anbiya’/21 : 83-84)
6.
‘Ishmah (terpelihara dari dosa), keterpeliharaan para Rasul dari
kesalahan dan dosa paling tidak dapat dilihat dari tiga hal di bawah ini :
-
Dalam menerima wahyu. Firman Allah :
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَى
Kami akan
membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa, (QS. al-A’la/87 : 6)
-
Dalam menyampaikan wahyu. Firman Allah :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى
(3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4)
Dan tiadalah
yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya). (QS. an-Najm/53 : 3-4)
-
Dalam pelaksanaan. Firman Allah :
أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ قُلْ لَا
أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ
Mereka Itulah
orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk
mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan
(Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh
ummat. (QS. al-An’am/6 : 90)
F.
Konsekwensi Iman kepada Para Rasul
1.
Mengimani semua rasul tanpa membeda-bedakan antara seorang rasul dengan
rasul lainnya. Firman Allah :
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ
أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ
بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا (150) أُولَئِكَ هُمُ
الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا (151) وَالَّذِينَ
آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَمْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ أُولَئِكَ
سَوْفَ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (152)
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud
memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan
mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap
sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil
jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), Merekalah orang-orang yang kafir
sebenar-benarnya. kami Telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu
siksaan yang menghinakan.(QS. an-Nisa’/4 : 150-152).
2.
Meyakini bahwa para rasul adalah manusia biasa dan tidak memiliki sedikitpun sifat-sifat khusus
ketuhanan. Firman Allah :
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ
لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ
فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرً
Dan
kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan
makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan
bagi sebahagian yang lain. maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha
Melihat. (QS. al-Furqan/25 : 20).
Baca juga QS. ar-Ra’d/13 : 38, al-A’raf/7 : 188)
3.
Meyakini bahwa Allah memperkuat para rasul derngan mukjizat.
4.
Meyakini bahwa mereka adalah makhluk yang yang paling sempurna; baik
ilmu, amal perbuatan maupun akhlaknya.
5.
Mengimani bahwa Allah
meninggikan derajat sebagian mereka terhadap sebagian yang lain dan yang paling
utama dari mereka adalah Nabi Muhammad saw. Firman Allah :
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا
بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ
Rasul-rasul
itu kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. di antara
mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah
meninggikannya beberapa derajat. (QS. al-Baqarah/2 : 253).
6.
Meyakini bahwa mereka telah melaksanakan amanah dan menyampaikan
risalah sebaik mungkin.
7.
Mentaati dan tidak menentang
mereka. Firman Allah :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ
إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ
Dan kami tidak mengutus seseorang
Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. (QS.
an-Nisa’/4 : 64).
(والله أعلم
بالصواب)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar