Kamis, 06 Desember 2012

Al-Wala' dan al-Bara'


Al-WALA'  DAN AL-BARA'



A. Pengertian Al-Wala' dan Al-Bara' .

Kata al-wala’ dalam bahasa Arab mempunyai beberapa arti, antara lain : mencintai, menolong, mengikuti, mendekat kepada sesuatu.
Dalam terminology syari’at Islam al-wala’ berarti penyesuaian diri seorang hamba terhadap apa yang disukai dan diridhai Allah berupa perkataan, perbuatan, kepercayaan dan orang. Jadi ciri utama wali Allah adalah adalah mencintai apa yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci Allah, ia condong dan melakukan semua itu dengan penuh komitmen.
Sedangkan al-bara’ dalam bahasa Arab mempunyai banyak arti, antara lain : menjauhi, membersihkan diri, melepaskan diri dan memusuhi.
Dalam terminology syari’at Islam, al-bara’ dapat didefinisikan sebagai penyesuaian diri seorang hamba terhadap apa yang dibenci dan dimurkai Allah berupa perkataan, perbuatan, kepercayaan dan orang.
Dari penjelasan di atas, aqidah al-wala’ dan al-bara’ dapat didefinisikan sebagai  penyesuaian diri seorang hamba terhadap apa yang disukai dan diridhai Allah serta apa yang dibenci dan dimurkai Allah berupa perkataan, perbuatan, kepercayaan dan orang.

B. Kedudukan Al-Wala' dan Al-Bara' dalam Islam serta hubungannya dengan syahadat.

Aqidah al-wala’ dan al-bara’ mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam keseluruhan muatan syari’at Islam.   Berikut penjelasannya.
1. Merupakan bagian penting dari makna syahadat. Karena ungkapan لا اله / tiada tuhan, dalamلااله الا الله /tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah berarti melepaskan diri dari semua sembahan selain Allah. Firman Allah :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", (QS. An-Nahl/16 : 36)
2. Merupakan syarat sahnya ucapan syahadat yang menyebabkan seseorang masuk Islam.  Karena salah satu sayarat sahnya syahadat adalah mencintai makna dan konsekwensi syahadat itu sendiri, bahkan juga mencintai orang yang mengucapkannya, menyeru kepadanya dan membenci para penentangnya.
3. Karena orang yang yang mencintai sekutu selain Allah beserta agamanya, dan membenci Allah beserta agama-Nya dan penganutnya, maka dia adalah kafir. Allah berfirman :
وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. (QS. Al-Maidah/5 : 51)
4. Merupakan bagian dari ikatan iman yang paling kuat. Sabda Rasulullah saw. :
أوثق عرى الايمان الحب في الله والبغض في الله
Ikatan iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ibnu Abi Syaibah).
5. Merupakan sebab utama hati bisa merasakan manisnya iman.
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ :  أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ .
Ada tiga hal yang jika terdapat pada diri seseorang, ia akan merasakan manisnya iman : hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari dirinya sendiri, hendaklah ia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, hendaklah ia benci pada kekufuran seperti bencinya dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Bukhari)
6. Merupakan tali hubungan yang di atasnya masyarakat Islam dibangun.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. (QS. Al-Hujurat/49 : 10)

7. Pahala yang yang sangat besar bagi orang yang mencintai karena Allah. Sabda Rasulullah saw. :
المْتُحَابُّوْنَ فِيَّ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Orang-orang yang saling mencintai karena Aku (Allah) akan berada di atas mimbar dari cahaya pada hari kiamat.
8. Perintah syari’at untuk mendahulukan hubungan ini dari pada hubungan lain.

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah/9 : 24)

9. Merupakan tali penghubung yang kekal di antara manusia hingga hari kiamat. Allah berfirman :
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ
(yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. (QS. Al-Baqarah/2 : 166)
10. Karena al-wala’ dan al-bara’ penyempurna keimanan. Sabda Rasulullah saw. :
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ
Barangsiapa yang mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh dia telah menyempurnakan iman. (HR. Abu Daud)


C. Konsekwensi Al-Wala' dan Al-Bara'.

Konsekwensi  Al-Wala'  dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Hijrah. Firman Allah :

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا (97) إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا (98) فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya : "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.  Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah).  Mereka itu, Mudah-mudahan Allah memaafkannya. dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa’/4 : 97-99)

2. Membantu dan menolong kaum muslimin dengan lisan, harta dan jiwa. Firman Allah :
وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ
…(akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang Telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. (QS. Al-Anfal/8 : 72)

3. Terlibat dalam harapan-harapan dan kesedihan-kesedihan kaum muslimin. Sabda Rasulullah saw. :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam cinta, kasih sayang dan kekompakan sesama mereka  bagaikan satu tubuh; jika salah satu anggotanya mengeluh sakit, maka seluruh anggota tubuh juga ikut tidak tidur dan demam. (HR. Muslim)

4. Mencintai kaum muslimin sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sabda Rasulullah saw. :
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu hingga ia mencintai bagi saudaranya apa yang ia cintai bagi dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Tidak menyakiti kaum muslimin. Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (11) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (12)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.  Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. QS. Al-Hujurat/49 : 11-12)

6. Menunaikan hak-hak kaum muslimin. Sabda Rasulullah saw. :

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

7. Bersikap lembut terhadap kaum muslimin dan mendoakan serta memohonkan ampun bagi mereka.
Firman Allah :
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
...dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (QS. Muhammad/47 : 19)
Sabda Rasulullah saw. :
مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ
Barangsiapa tidak menyayangi, maka dia tak akan disayangi. (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Menyuruh mereka kepada yang makruf dan mencegah mereka darikemungkaran serta menasehati mereka.
Sabda Rasulullah saw. :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ  فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
Barangsiapa di antara kamu yang melihat kemungkaran hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak sanggup maka hendaklah dengan lisannya, jika ia tidak sanggup maka hendaklah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman. (HR. Muslim)

Sabda Rasulullah saw. :
" الدِّينُ النَّصِيحَةُ " ،  قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ : " لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ "
“Agama itu adalah nasihat”. Kami (sahabat)  bertanya : untuk siapa? Beliau bersabda : “ Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin dan masyarakat umum kaum muslimin “ (HR. Bukhari dan Muslim )

9. Bergabung ke dalam jama’ah mereka dan tidak berpisah dari mereka.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. (QS. Ali Imran/3 : 103)
Sabda Rasulullah saw. :
مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الْإِسْلَامِ مِنْ عُنُقِهِ
Barangsiapa yang meninggalkan jama’ah sejengkal saja, maka ia telah melepaskan … dari pundaknya. (HR. Tirmidzi)

10. Saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Firman Allah :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan penlanggaran. (QS. Al-Maidah/5 : 2 )

Sedangkan konsekwensi  Al-bara'  dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut :
1. Membenci syirik dan kufur serta penganut-penganutnya dan senantiasa menyimpan rasa permusuhan terhadap mereka. Firman Allah :
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. (QS. Al-Mumtahanah/60 : 4)

2. Tidak menjadikan mereka sebagai pemimpin. Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), Karena rasa kasih sayang; (QS. Al-Mumtahanah/60 : 1)

3. Meninggalkan negeri-negeri kafir dan tidak bepergian ke sana, kecuali untuk keperluan darurat dengan kesangupan memperlihatkan syi’ar-syi’ar agama  dan tanpa pertentanagan. Sabda Rasulullah saw. :
أَنَا بَرِيءٌ مِنْ كُلِّ مُسْلِمٍ يُقِيمُ بَيْنَ أَظْهُرِ الْمُشْرِكِينَ
“Aku melepaskan diri dari tanggung jawab terhadap setiap muslim yang bermukim di antara kaum musyrikin “. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

4. Tidak menyerupai mereka dalam hal yang menjadi ciri khas mereka dan dalam masalah dunia dan agama. Sabda Rasulullah saw. :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia adalah bagian dari mereka”. (HR. Abu Daud)

5. Tidak meminta bantuan dan pertolongan dari orang-orang kafir dan tidak  menjadikan mereka sebagai teman setia yang dipercaya menjaga rahasia dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan penting. Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh Telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. Ali Imran/3 : 118)

6. Tidak terlibat dengan mereka dalam hari raya dan kegembiraan mereka, juga tidak memberi ucapan selamat. Firman Allah :
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ
Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, (QS. Al-Furqan/25 : 72)
Maksudnya, hari-hari raya orang-orang kafir.

7. Tidak memohon ampunan bagi mereka. Firman Allah :
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
Tiadalah sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. (QS. At-Taubah/9 :  113)

8. Tidak bertahkim kepada mereka dalam menyelesaikan perkara. Firman Allah :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَؤُلَاءِ أَهْدَى مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisa’/4 : 51)

9. Tidak mengagungkan orang kafir dengan perkataan atau perbuatan. Firman     Allah :
قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. (QS. At-Taubah/9 : 29)

10. Tidak memulai salam waktu jumpa dengan mereka. Sabda Rasulullah saw. :
لَا تَبْدَؤُوا اَلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى بِالسَّلَامِ, وَإِذَا لَقَيْتُمُوهُمْ فِي طَرِيقٍ, فَاضْطَرُّوهُمْ إِلَى أَضْيَقِهِ .( أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ)

“ Janganlah kamu memulai dengan salam  terhadap orang-orang Yahudi atau Nasrani,  jika kamu bertemu mereka di jalanan, maka desaklah ia ke tepi yang paling tepi”. (HR. Muslim )

11. Tidak duduk bersama mereka ketika mereka membuat pelecehan terhadap agama. Firman Allah :
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ
Dan sungguh Allah Telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena Sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. (QS. An-Nisa’/4 : 140)



(والله أعلم بالصواب)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar