Sabtu, 31 Maret 2012

Kedudukan Belajar-Mengajar Dalam Perspektif Tafsir Surat. Al-’Alaq : 1-5

Kedudukan Belajar-Mengajar
Dalam Perspektif Tafsir Surat Al-’Alaq : 1-5




A.    Teks Ayat

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

B.     Arti Kosakata-Kosakata

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ
Mulailah membaca al-Qur’an dimulai dengan menyebut nama Tuhanmu, atau dengan mohon pertolongan kepada-Nya
الَّذِي خَلَقَ
Yang menciptakan segala sesuatu
خَلَقَ الْإِنْسانَ
Maksudnya : jenis manusia
مِنْ عَلَقٍ
عَلَقٍ Jama’ dari  علقة : yaitu segumpal darah yang sedikit dan beku, kalau darah itu mengalir  disebut   مسفوح
اقْرَأْ
Menguatkan perintah mebaca yang pertama
وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang kemurahannya melebihi kemurahan yang lain, dan tidak dapat ditandidngi oleh kemurahan siapapun, karena Dia memberikan nikmat tanpa tujuan apapun
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
Mengajarkan menulis dengan pena, dan yang pertama sekali diajarkan menulis adalah nabi Idris as.
عَلَّمَ الْإِنْسانَ ما لَمْ يَعْلَمْ
Mengajarkan manusia dengan menciptakan berbagai potensi, menegakkan dalil,mengajakannya segala sesuatu tanpa guru seperti menulis, industri, dan lain-lain. Maksudnya adalah Dia mengajarkanmu membaca walaupun kamu tidak bisa membaca.


C.    Terjemah Ayat

1.                  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2.                  Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.                  Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4.                  Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
5.                  Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

D.    Sebab Turun Ayat

Dalam hadis sahih riwayat Bukhari dinyatakan bahkan Nabi SAW. datang ke gua Hira' suatu gua yang terletak di atas sebuah bukit di pinggir kota Mekah untuk berkhalwat beberapa malam. Kemudian sekembali beliau pulang mengambil bekal dari rumah istri beliau, Khadijah, datanglah jibril kepada beliau dan menyuruhnya membaca.
Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca" Jibril merangkulnya sehingga Nabi merasa sesak nafas. Jibril melepaskannya; sambil berkata: "Bacalah". Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca". Lalu. dirangkulnya lagi dan dilepaskannya sambil berkata: "Bacalah". Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca" sehingga Nabi merasa payah, maka Jibril membacakan ayat 1 sampai ayat 5 surah Al `Alaq yang artinya:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari (sesuatu) yang melekat. Bacalah!.
dan Tuhanmu Yang Paling Pemurah.
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.


Lalu Nabi SAW. dengan gemetar dan ketakutan pulang menemui istri beliau dan mengatakan: "Selimutilah aku! Selimutilah aku!". Nabi terus diselimuti sehingga hilanglah kegelisahannya. Lalu beliau menceritakan kepada Khadijah apa yang terjadi dan beliau menambahkan: "Aku sangat khawatir apa yang akan terjadi atas diriku" Khadijah berkata: "Tak usah khawatir; malah seharusnya engkau gembira; demi Allah, sekali-kali Tuhan tidak akan menyusahkanmu. Engkau menghubungkan silaturrahmi, berbicara benar. membantu orang-orang yang tidak mampu, menghormati tamu dan meringankan kesulitan-kesulitan penderita".

Kemudian Khadijah membawa Nabi SAW. menemui Waraqah bin Naufal (anak paman Khadijah). Waraqah bin Naufal adalah seorang beragama Nasrani. Ia banyak menulis buku yang berbahasa Arab dan bahasa Ibrani yang berasal dari Injil. Ia adalah seorang tua lagi buta.
Khadijah berkata kepadanya: "Wahai anak pamanku, dengarlah cerita dari anak saudaramu ini!". Lalu Waraqah bertanya: "Apakah yang ingin engkau ketahui wahai anak saudaraku?". Lalu Nabi SAW. menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi di gua Hira'. Kemudian Waraqah berkata: "Itu adalah Jibril yang pernah datang menemui Isa as : sekiranya saya ini seorang pemuda yang tangkas dan kiranya saya masih hidup ketika kaummu mengusirmu", maka Nabi bertanya: "Apakah mereka akan mengusir aku?". Jawab Waraqah: "Ya! hanya sedikit yang mengemban apa yang engkau bawa ini dan banyak yang memusuhinya, maka jika aku masih kuat hidup di waktu itu pasti aku akan membantumu sekuat-kuatnya". Tidak lama sesudah itu Waraqahpun meninggal dunia. (HR. Imam Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadis tersebut jelaslah bahwa lima ayat pertama surah Al `Alaq ini adalah ayat-ayat Alqur’an yang pertama kali diturunkan sebagai rahmat dan panggilan Allah yang pertama kali yang dihadapkan kepada Nabi SAW.

Adapun ayat-ayat lainnya diturunkan sesudah tersiarnya berita kerasulan Nabi SAW. dan sesudah Nabi mulai mengajak orang-rang beriman kepadanya. Ajakan Nabi ini pada mulanya disambut oleh sebahagian kecil orang-orang Quraisy, sedang kebanyakan mereka mengejek-ejek orang yang telah beriman dan berusaha agar jangan beriman kepada agama yang di bawa Muhammad dari Tuhannya.

E.     Munasabah Ayat

Munasabah atau hubungan surat al-‘Alaq dengan surat sebelumnya adalah bahwa dalam surat sebelumnya (surat at-Tin) menyebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya; dan dalam surat ini Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Dalam surat ini juga Allah menyebutkan keadaan di akhirat sebagaimana juga disebutkan pada surat sebelumnya.

F.     Penjelasan Ayat

1.      (اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ  / Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,): Allah menyuruh Nabi agar membaca sedang beliau tidak pandai membaca dan menulis, maka dengan kekuasaan Allah ini beliau dapat mengikuti ucapan Jibril. Dan Allah akan menurunkan kepadanya suatu Kitab yang akan menjadi petunjuk bagi manusia.
Maksudnya, bahwa Allah yang menjadikan dan menciptakan seluruh makhluk Nya dari tidak ada kepada ada, sanggup menjadikan Nabi-Nya pandai membaca tanpa belajar.

2.      (خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ / Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.) : Dalam ayat ini Allah mengungkapkan cara bagaimana ia menjadikan manusia, yaitu manusia sebagai makhluk yang mulia dijadikan Allah dari sesuatu yang melekat dan diberinya kesanggupan untuk menguasai segala sesuatu yang ada di bumi ini serta menundukkannya untuk keperluan hidupnya dengan ilmu yang diberikan Allah kepadanya. Dan Dia berkuasa pula menjadikan insan kamil di antara manusia, seperti Nabi SAW. yang pandai membaca walaupun tanpa belajar.

3.      (اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ / Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,) : Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kembali Nabi-Nya untuk membaca, karena bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulang-ulangi dan membiasakannya, maka seakan-akan perintah mengulangi bacaan itu berarti mengulang-ulangi bacaan yang dibaca. Dengan demikian isi bacaan itu menjadi satu dengan jiwa Nabi SAW. sesuai dengan maksud firman Allah dalam ayat yang lain:
سنقرئك فلا تنسى
Artinya:
Kami akan membacakan (Alquran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa. (Q.S. Al 'Alaq: 6)
Nabi SAW. dapat membaca adalah dengan kemurahan Allah. Dia mengabulkan permintaan orang-orang yang meminta kepada-Nya, maka dengan limpahan karunia-Nya dijadikan Nabi-Nya pandai membaca. Dengan demikian hilanglah keuzuran Nabi SAW. yang beliau kemukakan kepada Jibril ketika menyuruh beliau membaca: "Saya tidak pandai membaca, karena saya seorang buta huruf  yang tak pandai membaca dan menulis".

4.      (الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ / Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.) : Kemudian dengan ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia menyediakan kalam sebagai alat untuk menulis, sehingga tulisan itu menjadi penghubung antar manusia walaupun mereka berjauhan tempat. sebagaimana mereka berhubungan dengan perantaraan lisan. Kalam sebagai benda padat yang tidak dapat bergerak dijadikan alat informasi dan komunikasi, maka apakah sulitnya bagi Allah menjadikan Nabi-Nya sebagai manusia pilihan-Nya bisa membaca, berorientasi dan dapat pula mengajar.
Allah menyatakan bahwa Dia menjadikan manusia dari 'Alaq lalu diajarinya berkomunikasi dengan perantaraan kalam. Pernyataan ini menyatakan bahwa manusia diciptakan dari sesuatu bahan hina dengan melalui proses, sampai kepada kesempurnaan sebagai manusia sehingga dapat mengetahui segala rahasia sesuatu, maka seakan-akan dikatakan kepada mereka, "Perhatikanlah hai manusia bahwa engkau telah berubah dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling mulia, hal mana tidak mungkin terjadi kecuali dengan kehendak Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.

5.      (عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ / Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.) : Kemudian dalam ayat ini Allah menambahkan keterangan tentang limpahan karunia-Nya yang tidak terhingga kepada manusia, bahwa Allah yang menjadikan Nabi-Nya yang tidak terhingga kepada manusia, bahwa Allah yang menjadikan Nabi-Nya pandai membaca. Dialah Tuhan yang mengajar manusia bermacam-macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat baginya yang menyebabkan dia lebih utama dari pada binatang-binatang, sedangkan manusia pada permulaan hidupnya tidak mengetahui apa-apa. Oleh sebab itu apakah menjadi suatu keanehan bahwa Dia mengajar Nabi-Nya pandai membaca dan mengetahui bermacam-macam ilmu pengetahuan serta Nabi SAW. sanggup menerimanya.
Dengan ayat-ayat ini terbuktilah tentang tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu pengetahuan. Andaikata tidak karena kalam niscaya banyak ilmu pengetahuan yang tidak terpelihara dengan baik. banyak penelitian yang tidak tercatat dan banyak ajaran agama hilang pengetahuan orang dahulu kala tidak dapat dikenal oleh orang-orang sekarang baik ilmu, seni dan ciptaan-ciptaan mereka.
Demikian pula tanpa pena tidak dapat diketahui sejarah orang-orang yang berbuat baik atau yang berbuat jahat dan tidak ada pula ilmu pengetahuan yang menjadi pelita bagi orang-orang yang datang sesudah mereka. Lagi pula ayat ini sebagai bukti bahwa manusia yang dijadikan dari benda mati yang tidak berbentuk dan tidak berupa dapat dijadikan Allah menjadi manusia yang sangat berguna dengan mengajarinya pandai menulis, berbicara dan mengetahui semua macam ilmu yang tidak pernah diketahuinya.

G.    Pokok-pokok Kandungan Ayat Khususnya tentang Pendidikan dalam

1.      Menjelaskan kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan, mengingatkan awal penciptaan manusia dari segumpal darah yang beku, basah dan tidak kering. Beberapa ayat al-Qur’an ini  adalah awal ayat yang diturunkan.
2.      Allah SWT memerintahkan kepada Rasul-Nya saw untuk membaca al-Qur’an dengan nama Tuhannya yang menciptakan yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
3.       Allah SWT juga memerintahkan untuk belajar membaca dan menulis, karena keduanya alat mengetahui ilmu-ilmu agama dan wahyu serta mentransformasikannya kepada manusia. Membaca dan menulis juga merupakan dasar kemajuan ilmu pengetahuan, peradaban dan kebudayaan.
4.      Di antara kemurahan Allah SWT adalah bahwa Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya untuk mengeluarkannya dari kegelapan kebodohan kepada cahaya ilmu pengetahuan. Sungguh Allah telah memuliakannya dengan ilmu. Dengan ilmu, bapak manusia Adam lebih istimewa dari pada manusia. Ilmu bisa diperoleh melalui pikiran, lisan, atau tulisan dengan pena. Qatadah berkata : “ Pena ada nikmat yang besar dari Allah, kalau tidak ada pena, agama tidak akan tegak, dan kehidupan tidak akan baik”.
Keutamaan menulis itu banyak, dimana Allah memberikan nikmat kepada manusia dengan menulis dan pengajaran, Allah memuji diri-Nya dengan  kemurahan, Dia berfirman : (وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ / Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam). Yakni mengajar manusia dengan perantaraan pena, atau mengajarnya menulis dengan pena. Padahal Allah SWT ketika menyebutkan banyak nikmat penciptaan,  penyempurnaan kejadian manusia, dan penyeimbangan anggota tubuh lahir dan batin, Dia mensifati diri-Nya dengan sifat kemurahan. Allah berfirman : (يا أَيُّهَا الْإِنْسانُ، ما غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ الَّذِي خَلَقَكَ، فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ / Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang,) QS. Al-Infithar : 6-7. Dalam hadits shahih yang artinya : “Pertama sekali yang diciptakan Allah adalah pena, lalu Allah berfirman kepada pena : ‘Tulislah’, lalu ia menulis apa yang aka erjadi sampai hari kiamat, tulisan itu ada di sisi-Nya dalam sebutan di atas ‘arasy-Nya.
Keummian (buta hurufnya) Rasulullah saw kemudian pengajarannya dari Allah membuktikan kemukjizatan-Nya di antara orang-orang Arab yang buta huruf, dan lebih menguatkan kehujjahannya.

(والله أعلم بالصواب)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar